Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola

Kemelut Sepak Bola Nasional dan Cara Jatim Menjamu Tamu

14 Februari 2020   23:07 Diperbarui: 14 Februari 2020   23:19 60 0
Salam Kompasianer,
Sepak Bola adalah harga diri bagi kami yang terlahir tidak semewah lainnya. Iya, kesakralan Olahraga ini menjadikan kami menghargai sebuah persatuan dan masih menjunjung berbagai bentuk aktivitas yang bersifat komunal.

Hari ini, seperti luka tersayat yang dibalur cuka. Iya, tanpa memandang jauhnya jarak yang kami tempuh, kami diperlakukan layaknya bukan saudara. Dicaci dengan kata "Dancok", diserang layaknya musuh. Padahal kami hanyalah saudara sebangsa yang ingin ikut memeriahkan hajatan yang digelar PSSI.

Luka memar, Iya.  Lima Remaja yang ingin menambah pengalamannya dengan merumput di lapangan yang bagus dibuat memar - memar. Hingga satu harus kami larikan ke RS.

Lalu apa kira - kira dosa kami? Hingga tuan Official meneriakkan serbu kepada pendukungnya yang selalu meneriakkan kata - kata tidak manusiawi? Ingat, kami adalah manusia dan kami juga Indonesia.

Apakah seperti itu cara permaianan di Kota Besar? hingga kami diperlakukan layaknya orang hina - dina. Tak berbangsa tak bertatakrama. Ataukah ini cara Tuan Rumah menerima tamu yang datang dari arah matahari terbenam.

Kini, kami yang babak belur meminta keadilan. Jika keadilan itu masih ada, tolong berikan sedikit karena perihnya darah terbalur cuka masih perih dari jutaan sayatan panah disetiap tawuran antar kampung yang telah kami tinggalkan karena Bola Kaki. Tunjukkan dimana lettak keadilan untuk kami yang sudah diperlakukan layaknya pelaku kriminal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun