Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Cuitan Akbar Faizal

6 April 2015   16:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:28 258 3
AKBAR Faizal sedang risau. Politikus Partai NasDem itu, meminta setop 'Deklarasi Harvard Masuk Istana'. Arahnya jelas. Anggota Komisi III DPR RI itu, mengkritik Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, yang dinilai lebih mengagung-agungkan lulusan Universitas Harvard, Amerika Serikat di kantornya.

Ndilalah, percakapan dalam grup tertutup beranggotakan sejumlah orang, tujuh di antaranya anggota Kabinet Kerja Jokowi-JK, itu bocor ke publik. Rangkaian kalimat dari sekitar 40-an, cuitan AF itu, tersebar melalui akun twitter @yani_bertiana.

"Selamat berlibur, teman-teman semua. Ini ada bocoran SMS dari Akbar Faizal kepada Yanuar Nugroho, Deputi II Kantor Kepala Staf Kepresidenan," tulis @yani_bertiana dalam akun twitter, Minggu (5/4/2015) siang.

Akbar mengakui cuitannya kepada Yanuar Nugroho, salah satu Deputi Kepala Staf Kepresidenan itu, yang entah bagaimana sebagian pihak memaknainya sebagai surat terbuka. Padahal, seperti kata Ketua DPP Partai NasDem itu, apa yang ditulisnya itu, untuk kalangan internal dalam grup terbatas percakapan lewat dunia maya.

Karena itu, AF enggan berkomentar banyak mengenai isi detail tulisan panjang yang mengutip namanya itu. Ia memastikan, jika bocor, jelas bukan darinya, meski secara tersirat diakuinya, orang-orang tidak mengetahui konteks yang sedang dibicarakan dalam kalimat-kalimatnya.

Inti pesan itu, Akbar menyindir Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, yang sebelumnya mendeklarasikan masuknya sejumlah lulusan Harvard ke kantor yang dipimpinnya. Tidak lupa, anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI itu, menjabarkan jasa serta asal orang-orang di tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014. Dalam tulisan itu, disebutkan, tidak ada lulusan Harvard yang berjibaku dalam tim pemenangan Jokowi-JK. AF menulis, semua 'hanya' lulusan dalam negeri, termasuk dirinya, tamatan SI Sastra IKIP Ujung Pandang dan S2 Politik Universitas Indonesia. Meski begitu, Jokowi-JK bisa mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.

Kamis (2/4/2015), Luhut Binsar Panjaitan memang mengumumkan soal lulusan Harvard yang akan bergabung dalam lembaga  yang dipimpinnya. "Karena kita cari orang-orang baik sekarang ada anak-anak muda dari Harvad. Enam orang anak Indonesia itu mau masuk di kita. Tapi baru masuk Juli (2015) kali," kata Kepala Staf Kepresidenan itu, di Gedung III Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.

Sebagai politisi handal, terlalu naif kalau Akbar Faizal tak memperhitungkan, tulisannya dalam grup terbatas itu, bakal bocor. Seperti kata seorang netizens: di jaman sekarang, hanya uang yang gak nyebar. Jadi, Akbar Faizal tak mungkin senaif itu kan?

Naif atau tidak, menarik menunggu penjelasan resmi dari mantan anggota Fraksi Partai Hanura DPR RI itu. Sebagai bekas wartawan, AF pasti tahu dengan sangat, berita seksi seperti itu, dengan mudah menjadi 'bak bola liar', jika tak ada klarifikasi tuntas.

Sangat multitafsir

Isu yang tak terkendali, jelas sangat multitafsir. Salah satu yang paling mungkin, akan ada yang mencibir, Akbar Faizal sedang memuntahkan kekesalannya, karena tak dapat tempat dalam gerbong Jokowi-JK. Tetapi, yang paling mungkin, politisi muda ini sedang mengkritik ketidakberesan dalam pemerintahan, yang sedikitbanyak ikut diperjuangkannya.

Kita tahu, Akbar Faizal salah satu tokoh dalam Rumah Transisi Jokowi-JK, yang berjuang dalam Pilpres 2014. Dia salah satu dari empat deputi dalam Tim Transisi diketuai Kepala Staf Rini Soemarno. Selain AF, ada  Hasto Kristiyanto, Anies Baswedan, dan Andi Widjajanto. Ada juga tim penasihat, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, KH Hasyim Muzadi, dan Syafii Maarif.

Tim ini, termasuk Akbar Faizal, ikut merancang arsitektur kabinet, yang belakangan bernama Kabinet Kerja, sebelum Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.

Mayoritas anggota dan penasihat tim transisi dapat posisi penting, berikut pentolan tim sukses di semua parpol, Koalisi Indonesia Hebat, pendukung Jokowi-JK. Katakanlah, misalnya, Rini Soemarno, Menteri BUMN, Anies Baswedan jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Andi Widjajanto, Seskab. Yang tak kebagian selain Akbar Faizal adalah Hasto, kini Plt Sekjen PDI Perjuangan.

Pada jajaran penasihat tim transisi, yang paling mencorong memanglah Luhut Pandjaitan. Pensiunan jenderal bintang empat, dan pengusaha tambang itu, menjadi Kepala Staf Kepresidenan, sebuah lembaga yang tak ada dalam postur arsitektur kabinet rancangan tim transisi.

Bekas Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, menjadi anggota Wantimpres. Lainnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif menolak jabatan. Lalu, bekas Kepala BIN Hendropriyono, meski resminya tak ada jabatan resmi, tetaplah bersinar. Guru besar bidang ilmu intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara itu, 'dipercaya'  mengembangkan mobil nasional. Diantar Presiden Jokowi, CEO PT Adiperkasa Citra Lestari itu, menjalin kerja sama dengan Malaysia Proton Holdings Berhard, di Proton Centre of Exellence, Jumat (6/2/2015), di Malaysia.

Kepada pers, Luhut sudah menjawab tudingan Akbar itu. Intinya, dia tidak mengistimewakan, apalagi mengagung-agungkan lulusan Harvard. Karena, dalam timnya, banyak lulusan perguruan tinggi dalam negeri. Juga ada Akademi Militer Magelang, seperti dirinya.

Bagi Menteri Perindustrian dan Perdagangan (2000-2001) itu, siapapun yang berkualitas, sah saja dipromosikan. Apalagi, anak-anak muda lulusan luar negeri, yang mau berkarir dan membangun Tanah Air.

Apapun, tetap menarik ada penjelasan resmi dari dua pihak, Akbar Faizal dan Luhut Binsar Panjaitan, apalagi kalau dalam satu panggung. Intinya, agar semua berlangsung transparan, karena menyangkut 'urusan negara', sehingga siapapun bisa mengambil hikmah. Selain itu, agar tak ada kebingungan di masyarakat, melihat 'pertengkaran' para elit.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun