Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Apa yang Salah dengan Taliban?

20 Agustus 2021   11:29 Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:48 1031 25
Taliban dengan sejumlah label Islam garis keras dan cap teroris dunia memang sangat nikmat untuk diulas. Isu islamofobia kian deras mengalir jika disemburkan dengan kemasan Taliban.

Apa yang salah dengan Taliban hingga orang tidak paham tentangnya pun ikut membenci?

Padahal sesuai namanya Taliban itu artinya pelajar atau santri. Sekelompok umat Islam yang sedang menuntut ilmu, diamalkan, lalu didakwahkan kepada orang lain.

Lantas kenapa Taliban diseret-seret ke ranah kekuasaan politik hingga dipaksa berperang melawan negara superpower Amerika serikat?

Tidak cukup hanya Amerika serikat bahkan sekutu dan NATO pun ikut dilibatkan untuk melibas Taliban.

Aneh bukan? Kekuatan nomor wahid dunia digunakan untuk mengeroyok Taliban yang hanya secuil dan tak berdaya itu.

Ini adegan memalukan yang dipertontonkan AS dan sekutu mereka, tak lain bertujuan untuk mempromosikan produk industri senjata dan mengkampanyekan perang melawan kelompok Islam yang mereka tidak sukai.

Dibalik itu AS juga selalu menyimpan misi pemburuan sumur-sumur minyak untuk kebutuhan industri perang yang mereka ciptakan diberbagai belahan dunia. Tapi banyak orang luput melihat ini.

Untuk memuluskan rencana mereka masuk ke Afganistan lalu dicarilah berbagai alasan agar bisa menyerang dan menduduki Afghanistan.

Dan sebetulnya Kabul sudah lama menjadi lapangan tembak bagi kompetisi peperangan yang dimainkan oleh Uni Soviet pada masa itu. Nah coba bayangkan bagaimana jika negara Anda diduduki oleh agresor apakah Anda akan diam saja?

Jawabannya pasti tidak. Rakyat negara manapun akan bangkit melawan dan mempertahankan tanah air mereka meskipun mengorbankan apa saja, tidak perduli.

Tak terkecuali Taliban, adalah sosok Muhammad Umar, terkenal dengan panggilan Mullah yang tidak diam melihat negerinya dihancurkan dan kacau balau, karena invasi negara luar dan konflik internal mencoba mencari jalan keluar

Mullah dengan segala kharisma keulamaan yang dimiliki lalu menghimpun murid-muridnya untuk bergerak membasmi kriminalitas dan menegakkan hukum syariat dilingkungan mereka sebagai cara lain untuk menanamkan benih-benih kedamaian.

Berawal dari ruang lingkup kecil  lalu meluas hingga ke seantero Afghanistan sampai kemudian pemerintahan berhasil diambil alih, semua karena dukungan yang diberikan rakyat Afganistan yang telah merasakan manfaat dari penegakan hukum yang dilakukan Taliban.

Bahkan jika tidak dihadang dan dimatikan bukan hanya Afghanistan yang jatuh ke tangan Taliban juga akan merembet hingga ke tanah Arab. Paling tidak negara-negara sekitar akan terinsipirasi untuk melawan AS dengan konsep demokrasinya.

Barangkali itulah yang sangat ditakuti oleh AS dan sekutunya. Mereka takut kehilangan hegemoni serta pengaruh sebagai "penguasa" dunia. Lalu mereka perlu bertindak untuk membumi hanguskan Taliban dan pendukungnya agar tidak meluas kemana-mana.

Konon sebuah riwayat yang dituliskan oleh kolumnis hebat dunia Islam (sensor namanya) dapat memberi petunjuk untuk mendekatkan jawaban diatas.

Berawal dari ujian yang bernama Al-Qaeda. Dimana pada 11/9/2001 menjadi momen bersejarah bagi Taliban dan Afghanistan secara keseluruhan.

Runtuhnya menara kembar WTC yang ditabrak oleh pesawat terbang dan menimbulkan ribuan korban jiwa meninggal menjadi pintu masuk bagi AS dan sekutunya untuk menghajar Taliban, yang mana saat itu Taliban sedang memegang tampuk pimpinan negara.

Amerika Serikat sebagai imperium penguasa dunia murka sejadinya. AS membabi buta menghancurkan negara-negara Islam dan kelompok Islam yang dilabeli sebagai teroris yang harus dimusnahkan.

Tercatat beberapa negara yang sukses dilumat oleh AS di kawasan Timur Tengah dengan dalih pendukung Al-Qaeda dan sel-sel terorisme bahkan mereka menuduh Iran dan Korea sebagai sumbu kejahatan teroris.

Hal itu pula yang berlaku bagi Taliban, AS menuding Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden, ulama asal Arab sebagai dalang penyerangan Menara Kembar WTC dan Pentagon. Konon saat penyerangan terjadi Osama sedang berada di Afganistan.

Amerika Serikat memberikan ultimatum agar menyerahkan Osama bin Laden dan seluruh pengikutnya yang bersembunyi di Afganistan atau menghadapi konsekuensi lebih keras yaitu perang.

Pemimpin Taliban (Mullah) menolak secara hormat permintaan Amerika Serikat. Dia menolak ultimatum negara adikuasa itu.

Selanjutnya dapat ditebak, pasukan US Army dan mesin perang digerakkan ke Afganistan untuk menghajar Taliban dan menghancurkan seluruh pelosok Afganistan.

Afganistan hancur lebur, negara benua Afrika itu luluh lantak oleh serbuan mesin-mesin perang dan pesawat tempur yang super hebat. Desingan peluru sudah menjadi irama yang kerap terdengar setiap waktu.

Taliban pun sukses ditumbangkan dan kekuasaan jatuh ke pihak sekutu yang dikomandoi AS. Sejak saat itu penjajahan dimulai.

Kemarah Amerika kepada Al-Qaeda dilampiaskan dengan membantai rakyat Afganistan yang dianggap melindunginya.

"Kesalahan" Taliban hanya satu meskipun masih prematur, yakni menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang disebut oleh AS sebagai otak pelaku.

Sementara Taliban dan rakyatnya bukanlah pelaku penyerangan terhadap WTC dan Pentagon. (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun