Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Covid-19, Nasionalisme, dan Kemerdekaan Indonesia

2 Agustus 2021   16:10 Diperbarui: 2 Agustus 2021   16:24 194 3
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76, tepatnya 17 Agustus 2021, Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah persoalan besar bangsa.

Persoalan besar yang saat ini nyata didepan mata adalah pandemi Covid-19 yang masih misteri kapan akan berakhir.

Beranjak dari itu merembet pula hingga ke permasalahan ekonomi negara, utang yang menumpuk, dan degradasi nasionalisme kebangsaan.

Persoalan pandemi (meskipun sebagian orang ada yang tidak mempercayainya) bukanlah masalah sepele dan dipandang remeh.

Kedahsyatan pandemi Covid-19 ini terbukti mampu meluluhlantakkan perekonomian nasional bahkan global, menghancurkan sistem kesehatan, dan menjadi bom waktu bagi eksistensi bangsa Indonesia kedepan.

Mungkin sebagian orang ada yang berpendapat bahwa Covid-19 adalah praktik teori konspirasi yang dilancarkan musuh untuk menguasai negeri ini.

Meskipun dugaan tersebut sulit dibuktikan, namun boleh juga dipertimbangkan sebagai langkah antisipasi atau paradigma ketahanan negara.

Paling tidak, penggunaan vaksin sudah dapat memulai menggunakan produk sendiri (jika ada) daripada impor dari negara lain.

Bahkan kalau produk dalam negeri belum ada, maka mulai dipikirkan untuk menghasilkan dan mengembangkannya. Toh Indonesia memiliki banyak ahli.

Kalau mobil Esemka saja dapat dengan mudah diproduksi, apalagi vaksin! Tentu bisa belajar ke negara lain juga.

Penggunaan vaksin milik sendiri akan memberikan nilai lebih bagi Indonesia. Bukan hanya akan meningkatkan martabat dan derajat bangsa di mata negara luar.

Bahkan akan melahirkan rasa nasionalisme dan kecintaan rakyat terhadap negeri sendiri.
Dibandingkan memakai produk Tiongkok, Amerika, atau Jerman. Mengapa tidak membesarkan Vaksin Nusantara saja?

Begitu pula pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa. Diharapkan tidak menjadi boneka dari negara tertentu.

Rezim harus juga merdeka dan mementingkan kepentingan nasional.

Kalau alasan terpaksa mengimpor vaksin luar, maka harus pula bertindak secepatnya untuk menghasilkan vaksin sendiri.

Sebab saya kuatir bila isu vaksin ini akan menjadi alat geopolitik untuk "menguasai" Indonesia. Cukuplah sudah dengan beban hutang yang sudah menggunung.

Jangan ditambah lagi dengan "utang" vaksin yang membuat Indonesia semakin terjerembab.

Momentum HUT RI Ke-76 sejatinya ada sebuah hadiah istimewa yang dipersembahkan untuk rakyat.

Rakyat tidak meminta kursi kekuasaan, tidak pula mengemis bantuan. Yang mereka butuhkan adalah kepastian dan kesejahteraan.

Kepastian hukum yang berlaku, kepastian memenuhi janji-janji politik yang telah ditebarkan.

Sebab, bila tidak ada kepastian dan kesejahteraan pertanda hidup tidak ada kejelasan.

Maknanya, berbangsa dan bernegara menjadi tidak berguna, karena toh kemerdekaan, kesejahteraan, dan kepastian bukan milik kita.

Sampai disini kita perlu bicara nasionalisme. Nasionalisme baru akan ada bila kepentingan bersama diatas segalanya.

Kepada penguasa, kembalikan lah kemerdekaan Indonesia, jagalah kedaulatan bangsa dari siapapun yang merongrongnya.

Lepaskan diri dari kolonialisme yang dulu pernah menjajah Indonesia. Waspada pada gejala baru penjajahan bangsa.

Semoga Covid-19 mampu menjadi temali untuk merajut kembali rasa kebangsaan yang telah terkoyak.

Benar apa kata Pak Presiden mari bergandengan tangan untuk menghadapi pandemi ini.

Satukan langkah dan suara kita menuju Indonesia baru yang merdeka, berdaulat, bersatu padu sebagai sebuah bangsa. (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun