menunggu dalam ketidakpastian.
Gusar,
darah menggelegak merambat ke puncak benak.
Surut seketika,
menyaksikan pemilik warung makan memberikan sekantung bekal berisi: nasi, lauk, sayur yang cukup untuk makan malamnya seorang IBU papa beserta dua anak kecilnya yang lunglai melintas.
Juga,
mengangsurkan seikat karton bekas dus minuman dan mie instant (yang punya nilai rupiah jika di-kilo).
IBU warung bersahaja itu mampu menyisihkan harta usahanya demi IBU yang berkekurangan.
§§§
Misterius,
cara Tuhan mengingatkanku tentang makna berbagi diantara hati tulus penuh kasih.
Betapa,
interaksi dua IBU telah menerangkan tentang compassion.
Hening.......
§§§
Gadog, 20 Desember 2011
Untuk membaca karya peserta lain, silahkan menuju ke akun: Cinta Fiksi http://www.kompasiana.com/androgini