Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

[FISUM] Pelatih Sirkus dan Banteng

17 Juli 2012   22:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 102 1
No 200

Di sebuah camp rombongan sirkus, sore itu terjadi dialog antara Pelatih sirkus dan banteng, salah satu satwa yang dibawa rombongan itu berkeliling di berbagai tempat.

Banteng       : "Pak pelatih, Anda sepertinya diskriminatif ya dengan saya. Saya merasa dianaktirikan "
Pelatih sirkus : " Lho kamu jangan berprasangka buruk begitu, Banteng ? lalu apa buktinya ? "
Banteng : "Selama setahun saya ikut rombongan ini, saya sama sekali belum pernah tampil di arena sirkus, selalu saja jadi pemain cadangan"
Pelatih sirkus : " Hahahaha.. itu, to .Terus terang saja karena kamu itu susah diatur, dan malas latihan, itu alasannya"
Banteng: " Kalau begitu, beri kesempatan sekali lagi, saya akan buktikan, bahwa saya mampu"
Pelatih sirkus : "Saya beri kesempatan, besok malam, kamu boleh tampil di arena, tapi awas....!"
Banteng: " Begitu kan enak dan bijaksana....tapi ada satu syarat yang harus dipenuhi "
Pelatih sirkus : " Syarat apaan tuh ?"
Banteng: "Semua penonton besok malam harus mengenakan kostum berwarna merah"
Pelatih sirkus :"Akan aku umumkan, tapi saya juga punya satu syarat, kamu harus bisa menari reog atau jathilan, tarian khas Indonesia, jangan hanya salsa, tanggo atau balet saja."

Janji pelatih sirkus untuk menampilkan banteng di atraksi malam itu ternyata dilaksanakan, bahkan sang pelatih juga telah mengumumkan kepada calon penonton untuk mengenakan kostum atau atribut berwarna merah, dipenuhi juga.

Jam menunjukkan pukul 8 malam, Announcer mengumumkan giliran banteng untuk tampil di atas arena. Dengan gagahnya , banteng keluar dari kamar ganti  menuju ke arena, langkahnya bak pangeran kerajaan. Sesampai di center arena, musik gamelan bertalu, semakin lama semakin rancak. Banteng pun kemudian beraksi, berputar-putar di arena sambil mengibas-ngibaskan kepalanya, kaki-kakinya menghentak mengikuti alunan irama cadas. Di menit keempat, tampaknya ia mulai panas, ia pun tak bisa lagi  mengendalikan emosinya. Setelah mengelilingi arena dua putaran, ia kemudian melompat di jajaran bangku penonton VIP. Gedobrak....., penonton lari tunggang langgang, namun sebagian yang tak sempat beranjak, akhirnya terinjak-injak kaki banteng, sebagian terseruduk tanduknya. Korban berlimang darah. Pertunjukkan dihentikan.

Pagi harinya, sang pelatih menginterograsi banteng.

Pelatih sirkus : " Dari kesepakatan manajemen, hari ini kamu dipecat. Dan tinggalkan tempat  saat ini juga"
Banteng : "Baiklah ...saya memang harus pergi dari tempat ini...tempat ini memang bukan habitat saya"

NB : Nyuwun sewu, tidak mengurangi kebahagiaan Bapak/Ibu/Saudara sehabis nonton sirkus, meskipun "godres getih" mohon untuk menikmati juga atraksi pertunjukan lain di Cinta Fiksi,. Diharap setelah selesai melihat pertunjukan "Panjenengan" bisa bergabung di FB Fiksiana Community. Maturnuwun

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun