Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Kamu Itu Bahagiaku

27 Juli 2021   08:32 Diperbarui: 27 Juli 2021   08:40 139 2
Nggak bisa dipungkiri, beberapa minggu lalu yang namanya deg-degan dan was-was lebih dari biasanya.
Bunyi ambulance yang berulang dan terdengar jelas, makin menjadikan tingkat kecemasan itu sempat meningkat.
Ditambah kalau pagi, mata terbuka, berdoa lalu nyalakan HP, bunyi tanda WA masuk bukan ucapan selamat pagi atau apa yang bisa menyemarakkan mata atas pagi, tapi malah berita sedih.

Itu yang namanya rasa hati, seperti meluncur dari tempat tinggi.
Nggak enak banget.
Untungnya lebih sering nggak sampai tingkat paling bawah.
Cuma, ya berpengaruh juga buat aktivitas  selanjutnya.

Sudah begini, coba banget cari cara biar tidak terus terbawa suasana.
Salah satunya menyapa beberapa teman supaya paginya selalu ceria. Biar bahagianya nggak berkurang.
Setelah itu menyiapkan bahan masakan lalu sarapan.
Ternyata itu sudah membuat bahagia itu muncul kembali.
Tanpa disuruh bahkan.

Khusus kemarin, bahagia itu bertambah ketika  saya bertemu lagi dengan bapak ibu penjual soto betawi yang sudah 3 bulan lebih nggak berjualan.
Katanya pulang kampung selain si bapak yang sempat operasi katarak.

Begitu melewati mereka, saya sama sekali nggak ngeuh...
Mereka yang duluan menyapa dan membuat saya kaget sebab mereka sudah kembali.
Sempat ngobrol sebentar dengan wajah tak lepas senyum dari kedua orang tua yang sangat ceria dan bahagia.
Senang melihatnya.

Sudah begini, ya nggak ada alasan untuk tidak meneruskan sukacita yang sempat ditarik sebentar oleh berita tak nyaman.
Apalagi kemudian di kantor disambut dengan suara meong mesra dari si puspita sayang...
#katanjar #anj2021



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun