Sang Waktu berdiri, menerawang jauh,
menembus bulan dan matahari
Sayup terdengar kata,
seribu entah sejuta, lembut nan syahdu
bergema bersenandung, diantara kepasrahan dan pengharapan
Secuil nestapa, menggetarkan kalbu
bahkan pilu mengiris sembilu, mengalir bercampur debu
Sang Waktu terus memacu, detik menit dan jam,
membalut kepedihan melepas kegelisahan,
dari wajah-wajah resah
Doa-doa bergema, dari lantunan keikhlasan cinta,
terbang bermandikan airmata,
melayang berselimut lamunan
Dalam suatu masa, keangkuhan menerobos duka,
lunglai penuh luka,
tanpa kata
Dan bisik kata terus bergumam,
akan AsmaNya tuk seberkas belas kasih,
yang mendayu merayu,
membendung suatu kehampaan,
lepas dari Sang Waktu,
bergulir mengikuti iramaNya