Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Pohon Jati dari Sudut Filsafat

2 Agustus 2020   13:18 Diperbarui: 2 Agustus 2020   13:06 125 2
Jati, pohon yang kayunya banyak digunakan untuk meubel yang indah dan mahal yang dipajang di ruang-ruang mewah penuh gengsi.. Jati yang nama ilmiahnya, Tectonia grandis, tumbuh tinggi dan bunganya menjadi lambang hiasan kepala wanita di mana-mana. Hiasan perak atau emas di kepala wanita yang tinggi dan ditambah dengan pernik-pernik yang kemilau bergelantungan meniru indahnya bunga jati menandakan keanggunan pribadi manusia. Kata jati-diri terambil dari pohon jati dan keaslian diri diungkapkan dengan kata sejati, yang asli, tidak ada kepalsuan. Jati diri manusia diibaratkan dengan pohon jati yang kalau dilihat lingkaran kambiumnya langsung terlihat lapisan-lapisan, paling luar, kulit pembalut yang kuat diibaratkan dengan pertumbuhan (NAFSU) yang nampak dan langsung berhubungan dengan alam dan cuaca di sekitarnya. Lapisan kayu yang putih di dalamnya ibarat  lingkaran yang sarat dengan pengalaman dan pengetahuan tentang hebatnya tantangan untuk hidup (NALAR) yang harus dihadapi. Di bahagian lebih ke dalam ada lingkaran yang kokoh, terdiri dari serat-serat yang menyatu (NALURI) dan lapisan tengah terdiri dari teras yang padat berisi dan bernilai tinggi ( NURANI). Jati diri manusia terdiri dari empat lapis ini yang diibaratkan oleh lingkaran kayu pohon jati, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI (4 N, Kwadran Bele, 2011). Empat lapis ini  merupakan satu kesatuan utuh terpadu yang tak terpisahkan dan menampilkan diri sebagai kayu unggulan, demikian pun manusia, menampilkan diri sebagai satu kesatuan utuh yang menampilkan jati diri sebagai manusia yang berpribadi  utuh, harga diri tinggi dan menyatakan diri ada dan hidup tanpa ragu untuk tegak menjulang tinggi menatap langit merangkul sekitar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun