Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Yuk, Bangun Pagi!

30 April 2010   11:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:29 387 0
Seorang da’i Mesir ternama, dr. Raghib As Sirjani-penulis buku best seller, Misteri Shalat Shubuh-berbagi cerita tentang lawatannya ke negeri Uncle Sam, Amerika. Suatu hari beliau berangkat sholat Shubuh ke masjid, di perjalanan dirinya mendapati pemandangan yang menakjubkan. Ia berpapasan dengan penduduk yang sedang berlari pagi. Ia juga mendapati anak-anak kecil yang bangun cepat untuk membangunkan anjing kesayangannya. “Ya, anak kecil di Amerika itu bangun pagi demi seekor anjing, di saat kebanyakan dari kita (umat Islam) justru masih terlelap tidur,” sindir dr. Raghib dalam petikan ceramahnya. Sekembalinya dari masjid, ia mendapati jalan-jalan sudah terlihat padat, penduduk kota terlihat berlomba-lomba bangun sepagi mungkin untuk memburu dunianya. Kebanyakan penduduk Amerika adalah beragama Nasrani, Yahudi atau bahkan tak mengenal Tuhan, alias Atheis, namun mereka memanfaatkan waktu pagi dengan sangat baik. Cerita ini hanyalah potret kecil dari aktivitas pagi orang-orang di Amerika. Ada kisah menarik lainnya dari negeri itu, tentang Bill Gates, orang terkaya versi majalah Forbes yang juga penemu Microsoft. Ia menceritakan alasan mengapa dirinya harus selalu bangun pagi. Gates mengatakan, dengan bangun pagi, kita ibarat mendapatkan segenggam emas. Ia mengakui, bahwa dirinya dan kebanyakan orang Amerika terinspirasi dari perkataan Benjamin Franklen-salah satu founding father negara Amerika-yaitu, “The early morning has gold in its mouth.” Segar. Itu pastinya kata pertama yang kita ingat dengan waktu pagi. Udara yang bersih, menyehatkan, membuat otak kemudian menjadi fresh, terbebas dari segala beban. Moment berharga yang tepat untuk melakukan kontemplasi. Merancang masa depan, menyiapkan kerangka kehidupan, agar tak salah dalam mengambil langkah. Indikasi semangat seseorang dalam menjalani hari, bisa terlihat dari sejauh mana ia memanfaatkan waktu pagi. Segala sesuatu yang dipersiapkan sejak dini, tentu akan menghasilkan hasil yang maksimal pula. Apabila itu dalam hitungan waktu, maka shubuhlah waktu dini itu. Di Barat sana, mereka kuat dengan semangat aktivitas pagi. Tentu agama kita jauh lebih dulu berbicara tentang itu. Apabila mereka mengejar pagi untuk dunia, maka dalam agama kita, bukan hanya kehidupan dunia yang kita kejar, tapi juga kehidupan setelah kematian. Exactly! Akhirat. Jauh lebih cerdas bukan? Lebih dari sekedar emas, kita mencari ridho Allah Swt. dengan cara mengawali hari kita dalam berjamaah Shubuh di masjid (untuk laki-laki, sedangkan bagi wanita, sholatnya di rumah jauh lebih baik). Karena kaedah seorang muslim dalam hidup adalah, mendapati dua kebaikan, yaitu dunia dan akhirat. Terkait keberkahan di waktu pagi, Rasulullah Saw. telah mendoakan kita selaku umatnya, beliau berdoa, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi” (HR. Bukhari) Waktu berharga ini juga menjadi moment penting dalam sejarah kenabian, seperti operasi militer yang dikomandoi nabi, yang menjadikan Shubuh sebagai patokan. Dalam sebuah hadis disebutkan, Rasulullah Saw. apabila mengirim intel atau melepas keberangkatan pasukannya, maka beliau melakukannya di awal hari (waktu Shubuh). Masa Shubuh ini juga memeliki keistimewaan tersendiri, yang tak didapat pada waktu yang lain. Rasulullah Saw. bersabda, “Dua rakaat sebelum Shubuh, lebih baik daripada dunia dan seisinya .” (HR Muslim ) Tentu mereka yang mampu mendirikan dua rakaat sholat sunnah fajar ini, akan menjadi orang terkaya pada hari itu di mata Allah Swt. Rasulullah Saw. sendiri kerap memanjangkan zikirnya bersama para sahabat usai sholat shubuh berjamaah di masjid. Mereka membaca Al Quran, dan berzikir hingga terbit matahari. Apabila dua raka’at sebelum Shubuh menjanjikan pahala besar melebihi dunia dan isinya, maka dua raka’at ketika syuruq-setelah terbit matahari-menjanjikan pahala umrah dan haji, luar biasa bukan? Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yg shalat Subuh lalu duduk berdzikir hingga terbitnya matahari (syuruq) maka baginya pahala bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna” (HR. Imam Tirmidzi) Lalu, bagaimana dengan kita yang terkadang lalai dengan waktu shubuh. Para Salafuna Sholeh pernah menyindir hal itu. Seorang diantara mereka mengatakan,”aku tak habis pikir dengan mereka yang sholat Shubuh di waktu matahari sudah terbit. Entah bagaimana mereka bisa mendapatkan rezekinya?”. Sahabat Ali.ra. pernah berkata,”adalah sebuh kesalahan yang fatal, apabila kita tidur di waktu Shubuh.” Bukan main-main peringatan itu diberikan. Ibnu Abbas, bahkan tak segan-segan memberikan peringatan kepada anaknya sendiri, yang ia dapati sedang tidur di waktu Shubuh. Ia mengatakan,”wahai anakku, apakah kamu rela tidur di saat rezekimu tengah dibagikan?” So, jangan pernah sia-siakan awal hari kita. Tak ada yang menjamin berapa lama lagi kita hidup, dan berapa kali waktu Shubuh lagi kan kita lewati. Jangan sampai limpahan pahala yang dijanjikan, berlalu di depan mata begitu saja. Karena pada hakekatnya, hal itulah yang paling kita butuhkan dalam hidup ini. Karena memang untuk beribadah kita diciptakan, tanpa itu, kita tak ada gunanya hidup di dunia ini. Orang Amerika, Jepang, Eropa dan banyak dari kalangan non-muslim, telah mengkaji secara ilmiah tentang rahasia Shubuh. Sedangkan dalam agama kita, waktu itu sudah ditaburi pahala ibadah seperti yang tercantum di hadis-hadis nabi, dan cukup ganjaran itu dijadikan iming-iming sebagai motivasi, dan dengan sendirinya, kajian-kajian ilmiah duniawi tentang waktu Shubuh, akan kita dapatkan dalam waktu yang  bersamaan. Wallahu a’lam bishowab

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun