Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Bung Karno dan Pancasila

31 Mei 2020   21:30 Diperbarui: 31 Mei 2020   21:27 72 4
Memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni pastilah mengingatkan kita akan pidato Bung Karno 1 Juni tahun 1945 di hari ketiga,hari terakhir sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), di gedung yang kini disebut gedung Proklamasi, di Pejambon, Jakarta. Sidang yang secara khusus hendak merumuskan dasar dasar negara Indonesia yang hendak didirikan dan memerdekan diri dari kolonialisme penjajahan.

Pidato Bung karno 1 Juni di atas sungguh dahsyat dan bertenaga dari sisi filsafat kebangsaan dan kristalisasi nilai nilai luhur Nusantara. Itulah titik dasar pandangan  ditetapkannya 1 Juni sebagai  hari lahir Pancasila sebagaimana secara yuridis di tanda tangani presiden Joko Widodo tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) no 24 tahun 2016 tentang penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila dan menjadi salah satu hari libur resmi Nasional.

Dalam pidato 1 juni 1945 di atas bung karno panjang lebar dan mendalam dengan kutipan referensi pandangan para ideolog dunia dan kuatnya pemahamannya tentang khazanah nilai nilai luhur Nusantara serta pandangannya tentang islam yang progresif mengingatkan para hadirin peserta sidang  representasi kelompok Islam dan kebangsaan dari berbagai suku bangsa seraya menyimpulkan bahwa negara yang akan kita dirikan bukanlah negara bangsa ala tradisi barat, bukan negara agama dan bukan negara suku bangsa.

Negara yag akan kita dirikan bersama adalah negara atas dasar Pancasila, demikian lanjut pidato bung karno disertai gemuruh tepuk tangan seluruh peserta sidang BPUPKI, seraya menjelaskan bahwa nama Pancasila sebagaimana diakui sendiri oleh bung karno atas saran ahli bahasa untuk menekankan pentingnya lima prinsip dasar ideologi bangsa yang di cita cita kan bersama. Pancasila inilah dasar kita berpijak menuju masa depan kehidupan berbangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan.

Pandangan dasar Pancasila dalam pidato bung karno di atas saripatinya memiliki titik  sambung dalam tarikan nafas kebangsaan yang sama dengan doktrin Nahdlatul Ulama (NU), ormas Islam terbesar di Indonesia, berdiri sembilan belas tahun sebelum Indinesia merdeka, yakni doktrin "tawasut, tasamuh, tawazun dan i'tidal" .prinsip moderat,toleran, berimbang dan berkeadilan.

Dengan kata lain, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang digali bung karno dari khazanah niali nilai luhur Nusantara adalah ideologi yang ditegakkan tidak berorientasi ke blok barat dan blok timur melainkan berdiri tegak lurus dalam prinsip ketuhanan dan kemanusiaan di atas nilai luhur bangsa, yakni moderasi, toleransi, keseimbangn dan keadilan bagi seluruh tumpah darah indonesia.dan melindungi seluruh bangsa indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Di sinilah urgensi kita memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni tahun ini, tahun 2020 di tengah tarikan tantangan makin menguatnya politik islam identitas di satu pihak dan makin terpinggirkannya jiwa gotong royong di pihak lain tergerus arus kapitalisme global yang nyaris menghancurkan sendi sendi kehidupan  berbangsa dan bernegara kita.

Maka, Membumikan ide ide  besar bung karno yang tertuang dalam pidato 1 Juni tentang Pancasila bukan saja penting untuk menjaga martabat kebangsaan kita yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan, lebih dari itu, di tengah kita berperang melawan wabah covid 19 hanya jiwa gotong royong bung karno lah yang akan menghantarkan kita pada kemenangan yang sejati. Inilah salah satu makna terpenting dari memperingati hari lahir Pancasila 1 juni tahun 2020.

Selamat hari lahir Pancasila 1 juni.Semoga teriakan kita NKRI harga mati adalah bagian dari tarikan nafas kita untuk membumikan Pancasila, hadiah terbesar pikiran bung karno untuk seluruh bangsa indonesia. Amiiiin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun