Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Ooo My, Mengapa Dia Tak Mengerti Maksud Saya?

30 November 2021   09:07 Diperbarui: 30 November 2021   09:09 110 3
Mengapa dia tak paham kata-kata saya?

Bisa jadi, semua orang pernah mengeluhkan masalah ini. Tahukah Anda, apa penyebabnya?
Tiba-tiba ada orang mengaku sakit hati dengan kata-kata yang sebenarnya tidak kita maksudkan untuk menyakitinya.

Inilah bencana dalam komunikasi. Siapa yang harus disalahkan? Mengapa dia salah mengartikan maksud saya?

Mari kita renungkan! Di dalam hati, kita punya "sesuatu" yang ingin disampaikan. Lalu, kita menyampaikannya dalam bentuk kalimat. Teman kita mendengar dan berusaha memahami maksud kita. Tetapi, dia tidak memahaminya persis seperti yang kita maksudkan.
Tentu saja ini sangat mengecewakan.

Ingatlah bahwa lawan bicara kita tidak akan tahu apa yang ada dalam hati kita, kecuali kalau kita mengungkapkannya. Jadi, yang ditangkap dan dipahami pendengar kita itu bukanlah "maksud" melainkan "apa yang didengarnya".

Tidak selamanya apa yang ingin kita sampaikan itu dipahami betul oleh lawan bicara. Di sini kita melihat dua hal yang berbeda antara "maksud" yang ada dalam pikiran pembicara dengan "apa yang dipahami" lawan bicara kita.

Dari sini kita ketahui bahwa ada persoalan dalam mengubah "maksud" yang ada dalam pikiran dengan "kalimat" yang kita tulis atau lisankan. Ini berarti bahwa kita memerlukan keterampilan mengubah "gagasan" ke dalam bentuk "tuturan" atau "tulisan". Gampangkah itu? Susah-susah gampang.

Kesulitan ini makin bertambah jika komunikasi dilakukan secara tertulis. Kita menuliskan maksud sedangkan orang yang kita tuju berusaha membacanya.

Ada dua pihak yang terlibat, yaitu pembicara dan pendengar. Pihak pembicara atau penulis yang berusaha mengubah maksud ke dalam bentuk "tuturan" atau "tulisan". Kegiatan pihak kedua adalah mendengar atau membaca dengan tujuan untuk memahami maksud penulis yang sudah tertulis.

Ada pembicaraan yang mudah dipahami dan ada pula yang sebaliknya. Hal ini sangat bergantung pada hubungan di antara pembicara, pendengar, serta tingkat kerumitan kalimat yang disampaikannya.

Bagaimana cara membuat kalimat yang sesuai dengan yang ingin kita sampaikan?

Itulah yang kita bahas pada bagian kedua tulisan ini.
(Bersambung)






KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun