Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Jembatan Ploso Sebagai Peranan Perekonomian Jombang

22 September 2022   05:34 Diperbarui: 22 September 2022   05:36 485 5
Jembatan merupakan penghubung antara daerah satu dengan darrah yang lain. Peran Jembatan sangatlah penting, karena jika tidak ada jembatan maka akses menuju daerah lain pun tidak bisa, maka hal tersebut bisa menjadi penghalang mobilitas antar daerah. Dengan adanya penghalang mobilitas antar daerah tersebut pula dapat mengganggu perekonomian suatu daerah.

Jembatan Ploso merupakan akses vital utara Kabupaten Jombang yang ada sejak zaman belanda. Jembatan ini merupakan satu-satunya penghubung yang menghubungkan lalu lintas di sisi utara dan selatan Kabupaten Jombang.

Data dari Jawa pos Jombang menunjukkan bahwa jembatan ini sudah ada sejak tahun 1947. Terdapat pula foto yang diperoleh, yang mana foto tersebut berupa foto udara (aesial) yang diambil pada tahun 1947. Foto tersebut menunjukkan sebuah jembatan yang melintas di atas Sungai Brantas. Tidak hanya itu, terdapat pula rel kereta api yang juga menggunakan jembatan tersebut, yaitu Kereta Api Indonesia jurusan Babat-Jombang.

Adapun foto yang lain, yaitu foto Jembatan Ploso yang penampakannya lurus searah jalan utara-selatan. Foto tersebut memperlihatkan papan kampanye pemilu pada tahun 1977. Namun jika dilihat dari foto tersebut, kontruski jembatan saat itu sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan keadaan saat ini, apalagi saat ini sudah ada perbaikan.

Pada tahun 2017 kemarin, Kondisi jembatan dinyatakan sudah tidak layak untuk dilalui kendaraan besar, seperti truk dan bus, dapat kita dilihat dari kondisi konstruksi jembatan yang mulai tidak baik, ditambah lagi dengan usia bangunan jembatan yang mencapai 30 tahunan. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa berbahaya jika jembatan tersebut dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang memuat barang yang bertonase besar.

Tidak hanya untuk mengurai simpul kemacetan yang disebabkan oleh bertemunya lalu lintas dari 3 arah, yang mana jembatan ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengguna jalan dan mengurai kemacetan di wilayah tersebut.

Apalagi Jembatan Ploso yang lama selalu dilintasi kendaraan berat dari Jalan Nasional Jombang menuju Jalan Pantai Utara Jawa (Pantura) serta penghubung kawasan Jombang Selatan dan Jombang Utara. Sehingga membuat Jembatan Ploso cepat rusak.

Sehingga diputuskan bahwa Jembatan Ploso baru resmi dibangun pada 25 September 2020 sampai dengan akhir Desember 2021.

Struktur Jembatan Ploso sendiri terdiri dari 4 abutmen dengan jumlah pilar 13 pier dan lebarnya 7 meter. Pembangunan ini juga disertai dengan sistem drainase, dimana sistem drainase ini yang berfungsi sebagai antisipasi saat turun hujan dengan konsentrasi air hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir.

Jembatan Ploso ini baru dibangun sekitar 500 meter dari jembatan ekstisting. Hal ini berarti cara tersebut bisa jadi alternatif untuk mengurangi beban lalu lintas dengan dua jalur fungsional. Itulah sebabnya kenapa jembatan yang sekarang dapat dilalui oleh kendaraan bertonase besar jika dibandingkan dengan jembatan sebelumnya.

Secara nampak, Jembatan Ploso ini berbentuk seperti Fly over, panjang fly over-nya yang mencapai 907 meter. Atau bisa dibilang jalan raya bercabang seperti huruf Y dengan panjang total 1,27 km.

Jembatan Ploso ini membentang menyebrangi sungai brantas. Jalur di jembatan ini dibuat selebar 7 meter dengan trotoar di sisi kanan dan kirinya yang masing-masing selebar 0,8 meter. Pembangunan Jembatan ini dibangun dengan dana APBN atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara sebesar 119,4 miliar rupiah. Dimana kontarktor pelaksanaan perbaikan ini adalah dari PT Waskita Karya (persero) Tbk.

Dengan dibangunnya Jembatan Ploso ini diharapkan dapat memajukan perekonomian Kabupaten Jombang. Karena diperbaikinya Jembatan Ploso ini akan sangat membantu mobilisasi masyarakat dan dalam aktivitas pertemuan lalu lintas dari tiga cabang kota/kabupaten.

3 arah pertemuan tersebut diantaranya yaitu Jalan Raya Gedek ploso arah Mojokerto, Jalan Babat-Jombang arah Lamongan, dan Jalan Jombang-Ploso arah Jalan Tol Trans Jawa di Gerbang Tol Jombang.

Dapat dilihat dari ketiga cabang tersebut jika salah satu saja terputus maka akan mempengaruhi perekonomian di sektor distribusi, karena sektor distribusi sangatlah penting untuk menyalurkan suatu barang atau kebutuhan dari produsen untuk bisa sampai ke tangan konsumen.

Dalam pembangunan Jembatan Ploso ini sendiri mengakibatkan efek samping kerusakan 3 jalan Kabupaten Jombang. Yaitu jalan Kabuh-Tapen, Ploso-Pasar Ploso dan Ploso-Bawangan.

Dengan terua bertumbuhan arus kendaraan yang semakin banyak sangat membutuhkan jembatan kokoh sebagai alternatif memperlancar pergerakan arus barang/jasa di Kabupaten Jombang khususnya dan wilayah Jawa Timur pada umumnya. Pasalnya, jembatan Ploso yang digunakan saat ini dinilai sangat rawan bila dilalui oleh kendaraan besar.

Dwi Purtono selaku Pemerintah Provinsi yang turut dalam rombongan Komisi V menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi telah menyiapkan dana sebesar Rp 35 Miliar untuk ganti rugi lahan. Tidak hanya itu, masalah lain dana talangan APBN tahun 2019 belum teralokasikan juga termasuk. Dalam rapat Rekomendasi Teknik membahas pula masalah pendanaan. Namun pengalokasiaan dana APBN 2019 bantuan pusat belum dapat disepakati.

Di sisi lain menurut Sodli selaku Kabid Preservasi 1 (BPPJN VIII) dana proyek lanjutan pembangunan Jembatan Ploso Baru, diusulkan bila desainnya sudah lengkap Redines Criteria. Dan alokasi dananya dimungkinkan berasal dari hasil sisa lelang.

Pemerintah yakin, jika jembatan ini dapat selesai, tentu dampaknya akan menunjang perekonomian di luar ring satu di Jatim, selain Surabaya dan sekitarnya. dikarenakan, saat ini Jombang merupakan daerah pergeseran industri yang tadinya daerah industri yang tadinya berada di ring 1, sekarang sudah bergeser melebar termasuk Nganjuk, Jombang, dan lainnya.

Jajaran yang terikat dalam pelaksanaan pembangunan proyek ini pun menua banyak pujian. Berharap akan proyek ini bisa menjadi penunjang pemerataan pembangunan dan penunjanh pereknomonian di Jawa Timur, terutama di Kabupaten Jombang sendiri. Diharapkan juga dalam proses pembangunan proyek ini tidak mengalami kendala dan penundaan.

Diharapkan juga Jembatan Ploso ini digunakan sebagaimana mestinya, yakni sebagai penghubung antar daerah yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat karena kawasan utara dari sungai tersebut merupakan kawasan yang dikenal sebagai penghasil tembakau, sehingga jika akses terputus maka akan mengganggu mobilitas dan perekonomian masyarakat.

Sehingga pada bulan April 2022 Jembatan Ploso yang baru resmi dioperasikan oleh Basuki Hadimuljono selaku Menteri PUPR. Beliau menjelaskan bahwa Jembatan Ploso yang baru ini secara resmi menggantikan Jembatan Ploso yang lama karena Jembatan Ploso yang lama dinilai sudah sudah tua umurnya, serta karena kondisi Jembatan yang bisa saja melukai masyarakat. Tidak hanya itu, Jembatan Ploso yang lama memang kerap kali menimbulkan kemacetan.

Peresmian Jembatan Ploso yang baru ini pun disambut baik oleh masyarakat, tidak dapat dipungkiri, pasalnya jembatan memanglah suatu hal yang penting bagi berlangsungnya roda kehidupan, terutama dalam hal mobilitas dan perekonomian. Diharapkan setelah ini masyarakat dapat memanfaatkan Jembatan Ploso yang baru untuk melakukan kegiatan perekonomian.

Sehingga perekonomian di Kabupaten Jombang dapat terus berkembang karena akses menuju daerah-daerah tertentu sudah dibenahi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun