Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Gloria, Hapuslah Air Matamu Nak!

17 Agustus 2016   10:57 Diperbarui: 17 Agustus 2016   11:28 633 10
nak,
selamat pagi siang dan malam kusapa hatimu dengan penuh cinta, tulus
setulus hati pagar-pagar nyawa yang membiarkan darahnya mengalir demi tegaknya tiang bendera dan berkibarnya selembar merah putih

nak,
mungkin yang belum engkau ketahui bahwa engkau sedang berada di negeri patgulipat yang ijo-ijo royo-royo
negeri yang mengukur kehormatan dan ketidakhormatan dari tebal tipisnya dompet
negeri yang doyan mengklasifisikasikan penghuni-penghuninya berdasarkan kasta-kasta sesuai dengan ukuran besar kecilnya alas kaki
hal tersebut, konon wajiblah engkau maklumi nak

anakku,
Indonesia itu adalah sebuah negara nak
negara yang sejatinya wajib melindungi hak-hak warganya
bahwa jika akhirnya Indonesia telah mencabut hak-hakmu
lagi-lagi mesti engkau permaklumkan hatimu lagi nak; sebagaimana kedua orangtuamu mengajarkan tentang apa dan bagaimana caranya memaklumi sesuatu yang dilazim-lazimkan
kerana, Indonesia itu, ya, seperti yang kini engkau rasakan keberadaannya; negeri yang baru belajar merdeka
jika akhirnya lupa dan tak paham bagaimana caranya memerdekakan warganya, itu pun harus engkau maklumi juga nak, walau dengan terpaksa

nak,
mungkin seperti inilah Indonesia
negeri yang lebih suka memelihara dan memamerkan keluguan yang pura-pura
negeri yang akhir-akhir ini lebih sering membuat ngilu dan ngeri dengan berbagai kebijakan sumirnya yang konon demi dan atas nama standar ganda kebangsaan
bahwa jika akhirnya engkau merasa teraniaya dengan tipuan-tipuan yang pura-pura lugu itu
kumohon, ikhlaskan hatimu nak
kerana hanya dengan keikhlasanmulah luka hatimu terobati
walau sesungguhnya engkau telah terasing di negeri ibumu, negerimu
negeri yang telah menyerap dan menyatukan ari-arimu dengan tanah di negeri ini

anakku,
bahwa dihatimu merah putih itu adalah merahnya darahmu, putihnya tulangmu
tidak akan pernah setara dengan merah putih yang dikibarkan dengan berbagai siasat-siasat atas nama kebudayaan dan kemerdekaan
siasat warisan yang telah ada sejak lama yang terkotak-kotak dalam kotak pandora yang bernama diskriminasi

nak,
adalah benar luka hati itu tak ada obatnya dan tak akan pernah sembuh sepanjang hayatmu
walau dengan puja-puji dan belas kasihan beribu-ribu wajah yang seakan-akan tak berdosa
wajah-wajah yang selalu bercermin pada cermin retak
akan tetapi wahai anakku, lupakan sejenak luka itu
jika engkau berkenan, ijinkan kubisikkan kata hatiku pada hati remajamu
.........
: "anakku, kibarkanlah bendera merah putih setinggi harapan-harapanmu, di-dalam dadamu, di jiwa ragamu; sebab, mengibarkan merah putih tak perlu ke istana negara dalam negara; kerana, sesungguhnya hatimu adalah maha negaramu, maha istanamu!"
.........
kepada anakku gloria,
hapuslah air matamu dengan tujuh puluh satu lembar merah putih suci yang bersemayam di hati sucimu
: dan maafkanlah negeri ini nak!

■ sumur serambi sentul, 17/08/2016 ■
■ ©2016-arrie boediman la ede ■

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun