Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Piala Dunia: Alasan Moderat Untuk Telat Bangun

11 Juni 2010   17:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 80 0
Baru saja pulang dari kuliah umum yang aneh di kampus deket rumah tentang "Kebijakan Ekonomi yang berlandaskan atas hukum", pembicaranya ada 2, seorang pejabat dari kajaksaan dan seorang doktor yang juga merupakan dosen di kampus ini. kuliah umum ini aneh karena entah mengapa panitia memilih waktu pada malam hari dan seperti tidak tahu saja bahwa malam ini adalah pembukaan piala dunia afrika selatan.

saya kira topik paling booming sekarang adalah masalah aril dan juga piala dunia, sehingga pemilihan waktu yang tidak tepat membuat kuliah umum tersebut tidak mendapat perhatian penuh dari peserta. kuliahnya sih sebernarnya biasa-biasa saja, dan banyak mengulas tentang kebijakan ekonomi di wilayah bolaang mondondow raya, dan bukan materi yang menasional. yang menarik adalah ketika waktu menunjukan pukul 9 malam, satu persatu mahasiswa mulai meninggalkan ruangan. sampai akhirnya moderator terpaksa menutup kuliah umum tersebut lebih cepat dan semua yang hadir pun maklum, bahkan dua orang pemateri tadi tampak tidak tersinggung dengan tindakan moderator, sedikitnya saya melihat keduanya juga sudah mulai gelisah, mungkin karena ingin melihat pembukaan piala dunia juga.

Nyaris hampir semua piala dunia yang saya ingat, memainkan pertandingan pada waktu malam, dan paling sering pada waktu tengah malam sampai pagi. hanya piala amerika saja yang kadang pertandingan dimainkan pada waktu pagi. dan seperti layaknya puasa pada bulan ramadhan dimana waktu mulai bekerja biasanya di undur menjadi sedikit lebih siang, piala dunia-pun demikian.

seolah mendapat pengesahan informal, pertandingan piala dunia yang digelar tengah malam dan membuat kita telat bangun pagi sering dijadikan alasan yang dapat diterima untuk terlambat memulai kerja. mau gimana lagi..kadang-kadang gitu loh..empat tahun sekali. saya sih hanya bisa berdoa..semoga bos juga seorang penggemar sepak bola..

Go...go...Belanda

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun