Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Kita Kan Jumpa Lagi!

15 Agustus 2022   03:42 Diperbarui: 17 Agustus 2022   23:08 244 2
Saat itu saya hendak siap-siap balik ke kampung halaman yang telah membesarkanku. Sebelum pulang pada besok hari saya mampir dengan membawa tiga bungkus rokok. Satu bungkus Rokok Surya, satu bungkus rokok Dji Samsoe dan satu bungkus lagi punyaku Roko Chief.

Tadinya rencana untuk pamitan pulang kurang lebih 5 menit langsung balik ke kosan beresin barang-barang untuk dibawa pulang besok ke kampung halaman.

Sampailah saya di sebuah ruangan yang sangat sederhana namun bagiku ruangan yang sangat luar biasa karena tempat itu selain dilatih jari tangan, dan menambah pengetahuan (ruang fotocopy dan pengetikan). Dan satu lagi sebagai jalur rezeki, ini ide yang brilian.

Singkatnya, besoknya saya pulang, sebagai teman mampir untuk pamitan karena mereka berdua bukan hanya sebatas teman tapi saya rasa lebih dari itu saya dijadikan sebagai adik dan atau anak mereka sendiri. Sungguh ini bukan teman lagi tapi sudah seperti keluarga sendiri.

Biasanya ketika kami bertemu sapaannya didahului dengan sebuah bahasa isyarat yaitu senyuman. Setelah sampai diruangannya Ia sedang beres-beres namun Ia melihatku datang, Ia langsung bergegas duduk di kursi dekat pintu masuk, sayapun ikut duduk tepat di depannya saya ambil Rokok Surya dikantongku kusodorkan di atas meja.

"Ini kak ada rokok surya!" Ia pun tersenyum saya juga ikut senang karena pemberianku walau sederhana namun diterima dengan tulus.

Saya pun memberikannya "Ini bukan balas budi" dalam hati kecilku berkata. Namun itu sudah menjadi kebiasaan kami ketika ada rezeki kita berbagi "apapun itu" dengan orang lain sebab rezeki yang kita dapat ada rezeki orang lain Yang Tuhan titipkan pada kita, untuk itu berbagilah!

Dari pertemanan kami itulah banyak hal yang saya belajar tentang arti sebuah kehidupan.

Bukan Tuhan yang menutup kran rezeki kita tapi kita sendiri menutup rezeki itu sebab kita kurang berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

Lanjut cerita. Ia pun membakar sebatang rokok surya, saya juga membakar rokok chief dengan spontan Ia bertanya: "saya dikasih rokok surya kenapa kamu rokok chief? Saya hanya tersenyum.

Sayapun menyampaikan maksud kedatangan saya, bahwa pada esok hari saya mau pulang kampung.

Ia menjawab. Sabar dulu, dengan nada suara yang lembut ia berkata: satu tahun lagi kamu di sini (Manado) belajar bersama saya (menambah ilmu, wawasan) supaya kamu lebih siap ketika pulang ke kampung halaman.

Sungguh betapa pedulinya seorang sahabat memikirkan masa depanku yang tak kudapatkan selama berstudi. Saking pedulinya Ia bekata lagi Nol itulah bahasa akrab yang sering disapa ke saya 'bilang sama kedua orangtuamu' kamu sabar dulu pulang.

Tetapi keinginan saya sudah bulat, yaitu pulang. Ia pun menyiakan. Okelah kalau kamu ingin pulang!

Tapi ingat pesan saya ketika pulang nanti usahakan kamu jangan diam di kampung. Artinya kamu harus "keluar dari kampung" sebisa mungkin berjuang untuk sukses kalau di sana kamu belum mendapat pekerjaan jangan sungkan untuk balik ke sini (Manado) kita sama-sama berjuang untuk bisa sukses di masa yang akan datang.

"Saya sudah pengalaman Nol jangan keasyikan dengan zona nyaman kamu harus keluar dari zona nyaman, kamu tidak boleh menyia-nyiakan masa mudamu." Tuturnya.

Saya hanya diam, namun pesan itu sampai hari ini masih membekas di dalam ingatanku.

Saya yakin suatu saat nanti kita bisa duduk bersama lagi seperti dulu di kosan, kampus, kantin atau di tempat yang berbeda namun pertemuan kali ini mungkin sudah berbeda, kita sudah sukses semua.

Dan masa lalu menjadi kenangan indah perjuangan kita untuk meraih kebahagian dan kemakmuran yang selama ini kita impikan. Ketika kita bertemu kita sudah sukses semua. Dan itu pasti.

Kiranya Sang Kuasa memberikan kita kesehatan serta umur panjang. Bila ada kesempatan kita kan jumpa lagi di Bumi Nyiur Melambai Kota Tinutuan (Manado).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun