Sungguh anakmu kini telah berubah. Jika kau tak suguhkan smartphone, matanya akan mendelik, pancarkan raut wajah mengiba di antara teman sebayanya.
Tak kau belikan kuota akan merengek di kakimu. Kau isolasi dari hiruk pikuk dunia, ia dicap tak seirama perkembangan dunia. Kau lepas, akan rentan diberi warna kelam.
Sebenarnya bukan tentang ketinggalan zaman, tapi tentang seberapa banyak benih-benih kasih sayang yang telah kau semaikan di atas ladang jiwanya. Juga seberapa banyak waktu kau mengisinya.
Jejangan smartphone lebih dominan; banyak mengisi jiwa dan waktunya. Jika memang itu benar, setelah beranjak dewasa, barangkali anakmu akan jadi manusia yang gersang kasih sayang.
(Catatan langit, 28/04/2019)