Kau telah buka pintu seluas lapangan sepak bola
Aku malah keluar masuk tanpa pernah menyapa
Kau telah sapu bersih lantainya, seputih salju
Aku malah mengotorinya satu persatu
Kau telah meluangkan waktu sekian banyak untukku
Aku malah mengacuhkanmu, lalu mencela
Kau sering mengalah
Namun aku makin besar kepala
Saat sabarmu sampai pada batasnya
Baru aku sadari ternyata
Hadirmu telah aku sia-sia
Mohon maaf,
Kali ini wajar kau kecewa
Dan maafku tak lagi kau terima
Tb, 16 Maret 2021