Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Misteri Lukisan Sandal - Naskah Dramaturgie karya Arief Akbar Bsa

10 Oktober 2021   13:26 Diperbarui: 10 Oktober 2021   13:41 339 6
Sungguh karya tulis ini telah berkali-kali diungkapkan oleh Ranggita di siluet kisah Jemari_Jingga, tentang cahaya, teleportasi, gravitasi, dan riak resonansi frequensi stagnan yang terhubung antara garis Langit dan Bumi.
Jika saja Lukisan Savitri dalam sepenggal Maling_Sandal yang dikanvaskan di sepertiga perjalaman lereng Lawu dari Puncak yang berlatar-belakang pada Pancuran Air (air terjun) tempat bersemayamnya Eyang Warno dapat melahirkan 10 Lukisan/10 Savitri,
maka Ruh Jemari Jingga berjumpa dengan Jasadnya (10 Jari Jemari tertuang pada Lukisan Sandal milik Savitri). Desa yang hilamg itu tak lain adalah yang berpenghuni 14 Srikandi Kanvas di Lereng Lawu bersama Eyang Warno sebagai kepingan portal tentang perjumpaan Purwadana (kekasih Ranggita) adik dari Reksadana suami Savitri♥️
=================================
GUNUNG LAWU PANCER TANAH JAWA

Gunung Lawu yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ternyata menyimpan banyak sejarah. Siapa yang tahu, jika gunung yang lama tidak aktif ini masuk ke dalam jenis pegunungan purba.

Menurut salah satu pemerhati Gunung Lawu,Polet atau akrab disapa Pak Po,di gunung tersebut terdapat banyak bebatuan karang yang sama persis dengan bebatuan yang ada di dasar laut.

Batu karang di atas puncak Lawu tersebut,menandakan bila beribu-ribu tahun saat daratan bumi masih menyatu, Gunung Lawu dahulu berada di dasar laut. Hal itu diperkuat dengan banyaknya jenis tanaman langka yang ada di sana.

"Menurut cerita sejarah,Gunung Lawu adalah gunung tertua. Itu dituangkan dalam sejarah cerita Babad Lawu dan Banjaran Lawu ".

DITELITI SAMPAI MANCANEGARA

Dipercaya sebagai pegunungan purba,Gunung Lawu memikat para peneliti lokal dan mancanegara.Mereka sangat penasaran dengan berbagai misteri yang mengelingi gunung ini.Seperti misteri adanya dua candi purba. Material batu,bentuk candi dan reliefnya masih menjadi spekulasi bagi para ilmuwan. Candi Cetho dan Candi Sukuh itu dikabarkan tidak dibangun pada era pemerintahan Raja Brawijaya.

Misteri Gunung Lawu itupun terkuat,jauh sebelum adanya kerajaan Majapahit,kedua candi tersebut sudah berdiri.
Saat ditemukan oleh Prabu Brawijaya,baru ditambahkan pahatan lain pada candi-candi tersebut. Relief candinya sangat sederhana. Sangat berbeda pada candi pada era Majapahit,yang sangat rapi dan detail.

Utusan peneliti Suku Maya dari Amerika Latin yang datang pada 1982 silam,mengatakan kalau usia candi tersebut merupakan yang tertua dari seluruh candi yang ada di dunia. Bentuk candi di Lawu ini memang mirip dengan candi di peradaban Inca.Sampel batu dan lumut menjadi objek penelitian.
Kesimpulannya,usia Candi Sukuh jauh lebih tua daripada candi kepunyaan Suku Maya.

CAHAYA TERANG YANG DI DETEKSI NASA

Pernah terdeteksi oleh satelit milik NASA,yang melihat cahaya terang.Setelah diteliti di berbagai tempat mereka merujuk pada satu tempat yakni di sekitar wilayah Gunung Lawu.Itu pun yang terlihat di dalam Google Map hanya titik bangunan candi saja. Sementara gunungnya seperti tertutup .

Hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya penemuan batu marmer dan giok di sebelah utara Gunung Lawu.Giok sendiri digunakan sebagai pelapis untuk pesawat ruang angkasa.Setelit Amerika memang super canggih.Dia juga punya sket Gunung Lawu. Tapi,di GPS Gunung Lawu selalu tertutup dan jarang terlihat. Seperti ada tabir yang menutupi atau menghalanginya.
Setelah tidak terlihat dari satelit lokasi pasti asal cahaya tersebut,para peneliti semakin penasaran.Mereka pun datang langsung ke Gunung Lawu untuk mengunjungi Candi Sukuh.
Di antara mereka berasal dari Australia,bahkan peneliti NASA juga datang langsung.Mereka mengaku heran dengan kemunculan cahaya tersebut dan tidak terdeteksinya Gunung Lawu di GPS.
Setelah itu mereka pulang. Selang beberapa waktu kemudian,mereka datang lagi membawa peralatan lebih canggih.Hasilnya tetap sama,posisi Gunung Lawu juga tidak ketemu.Justru yang terlihat dan terdeteksi hanya keberadaan candi-candi di sekitarnya.

PORTAL DAN TEMPAT MOKSA RAJA-RAJA MAJAPAHIT

Masyarakat sekitar,meyakini apa yang dilihat para peneliti NASA adalah gerbang portal misterius yang berasal dari titik ujung Candi Sukuh.
Menurut dia,cahaya itu memang kerap muncul pada malam hari. Masyarakat dulu sering melihat cahaya tersebut namun tidak berani mendekat,takut hilang. Karena mendengar cerita zaman dulu ada satu desa di Lawu yang hilang dan sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Hanya ditemukan sisa peralatan rumah tangga bertebaran di mana-mana mana.
Bukan rahasia lagi bila Gunung Lawu menjadi pusat spiritual budaya di tanah Jawa.Apalagi,konon puncak Lawu dipercaya sebagai tempat mukso atau menghilangnya dua raja besar di tanah Jawa, yaitu Prabu Airlangga,( Raja Kediri Lama ) dan Prabu Brawijaya V ( Raja Majapahit terakhir ).

Bagi orang yang pertama kali mendaki puncak Lawu pasti bingung,di mana puncak Lawu yang sesungguhnya. Puncak Lawu juga penuh mistik,karena letak puncak Lawu justru berada di tengah dan seolah ditutupi.Bahkan jika kita membuka Google Map di Lawu sebelah barat tertutup cahaya warna kebiruan.

Ada sebuah gua yang disebut Sumur Jolotundo menjelang puncak. Terdapat sebuah bangunan disekitar Puncak Argodumilah yang disebut Hargo Dalem untuk berjiarah. Disinilah tempatnya eyang Sunan Lawu. Tempat bertahtah raja terakhir Majapahit memerintahkan makhluk halus. Hargo Dalem adalah Makam Kuno tempat Muksa sang Prabu Brawijaya. Pejiarah wajib melakukan Pesiwanan ( upacara ritual ) sebanyak tujuh kali untuk melihat penampakan eyang sunan lawu. Namun tidak jarang sebelum melakukan tujuh kali pendakian,pejiarah sudah dapat berjumpa dengan eyang sunan lawu.

Pawon Sewu terletak didekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang merupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Prabu Brawijaya V.

Air Terjun Gerojogan Sewu,di areal taman gerojogan disini terdapat banyak kera.
Cerita Wayang Prabu Baladewa pada saat menjelang perang Baratayudha,disuruh Kresna untuk bertapa digerojogan sewu.Hal ini untuk menghindari Baladewa ikut bertempur di medan perang,sebab kesaktiannya tanpa ada musuh yang sanggup menandinginya.

AIR TERJUN PRINGGODANI

Ada juga air terjun Pringgodani,tempat bertapa Prabu Anom Gatotkaca anaknya Bima. Untuk menuju kesana melawati jalanan yang sempit dan terjal.Disini terdapat bertapaan yang juga ada sebuah kuburan yang konon merupakan kuburan Gatotkaca. Kuburan ini dikeramatkan dan banyak pejiarah yang datang. Di atasnya terdapat hutan Pringgosepi.

Harga Dalem diyakini Masyarakat setempat sebagai tempat Muksa Prabu Brawijaya, Raja Majapahit yang terakhir. Harga Dumilah diyakini sebagai tempat pemoksaan Ki Sabdopalon.

TEMPAT TELEPORTASI PARA DEWA DARI HIMALAYA

Di berbagai manuskrip kuna dikisahkan,gunung purba di jaman kadewatan yang dikenal dengan nama Wukir Mahendra tersebut,konon menjadi tempat teleportasi para dewa dari Gunung Himalaya ke tanah Jawa. Oleh karena itu masyarakat Jawa meyakini,Gunung Lawu menjadi tempat berdirinya kerajaan yang pertama kali di tanah jawa,yang kala itu di kenal dengan nama kerajaan Medangkamulan.

DEWA WISNU DAN DEWI SRI

Silih berganti raja raja di jaman kadewatan pernah bertahta di Gunung Lawu,hampir seluruhnya di yakini sebagai titisan Dewa Wisnu.Maka dari itu tidaklah mengherankan jika di dalam keyakinan adat masyarakat Jawa,sosok Dewa Wisnu dan Dewi Sri dianggap sebagai leluhur utama bagi masyarakat Jawa. Kedua sosok ini disimbolkan sebagai sebuah lambang keluhuran dan kemakmuran yang menyatu tak bisa di pisahkan.Sosok Wisnu dan Sri hingga kini tetap terus abadi sepanjang masa di dalam keyakinan adat tradisi masyarakat Jawa.

Kedua tokoh ini seringkali disimbolkan dalam bentuk sepasang kekasih ( loro blonyo ),kisah kesetiaan Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji,serta simbol- simbol lainya.

Banyaknya peninggalan peradaban kuna di Gunung Lawu sejak dari zaman kadewatan,Mataram Hindu,kejayaan Singosari,kejayaan Kediri dan Majapahit,yang semakin memperteguh keyakinan bahwa Gunung Lawu adalah " punjering tanah Jawi " atau pancer tanah jawa.

Disunting dari Adhie Khumaidi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun