Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby Pilihan

Karya ke-90 di Bulan Juli, Ternyata Terlampaui

31 Juli 2021   17:16 Diperbarui: 31 Juli 2021   18:01 230 22
Kemaren saya menantang diri sendiri menulis 10 karya di penghujung Juli yang tinggal 2 hari. Ternyata saya bisa. Ini menjadi karya ke-10 yang saya tulis dalam dua hari. Sekaligus merupakan tulisan ke-90 di bulan Juli 2021.

Tantang diri sendiri untuk suatu pencapaian yang mungkin bisa digapai. Maksudnya apa? Saya hanya ingin membuktikan pada diri sendiri kalau kapasitas menulis 10 karya dalam 2 hari itu ada dalam diri saya. Karena saya terlanjur cinta menulis.

Ada 8 karya puisi dan dua karya artikel narasi telah saya buat. Ini salah satu artikel narasi tersebut. Saya hanya ingin membagikan sedikit kisah saja di sini dalam perjalanan menulis di Kompasiana.

Sejak 1 Desember 2018 saya menulis di Kompasiana. 100 karya puisi saya yang pertama dikirim bulan Desember 2018 itu memang sudah ada stoknya. Jadi saya hanya menambah beberapa puisi saja. Iya tetap saja tambahannya cukup banyak.

Berbeda dengan bulan Juli 2021 ini. Semua karya tulisan saya baru sejumlah 90 karya. Buat saya ini pencapaian luar biasa. Ada kebahagiaan tersendiri. Seandainya bulan Juli ini terdiri dari 30 hari, berarti saya berhasil menulis 3 karya dalam sehari.

Namun berhubung ada 31 hari berarti tulisan saya masih belum genap 3 karya sehari ya. Masing kurang 3. Nanti kalau masih ada kesempatan saya akan coba tuliskan 3 karya tambahan. Doakan berhasil ya. Ini tantangan kedua.

Baiklah, karya ke-90 ini sebenarnya hanya di bulan Juli saja. Kalau secara keseluruhan, tulisan saya sudah mencapai 1.711. Syukur kepada Tuhan yang memberikan saya talenta ini. Sebagian besar hampir 75 persen karya saya memang puisi.

Saya tidak menyesal kalau itu membuat saya juga kehilangan kesempatan meraih artikel utama di Kompasiana. Mungkin memang bukan rejeki saya. Karena meski karya-karya saya tidak bertajuk artikel utama, ternyata saya masih rajin menulis ya.

Saya hitung-hitung malah tulisan saya tanpa label sama sekali ada lebih dari 400 an. Saya biarkan saja di Kompasiana. Saya tidak menghapusnya juga. Itu ide saya prribadi. Murni buah pikir saya. Jadi saya biarkan saja di Kompasiana.

Saya sempat menanyakan ke rekan-rekan kompasianer tentang perasaan mereka bila tulisan tidak dilabel. Saya cukup geli membaca jawaban yang beraneka. Mulai dari respon yang serius hingga yang bercanda.

Ada saja rekan-rekan yang kecewa ketika tulisan yang sudah dibuat sepenuh hati, ternyata tidak dilabel pilihan oleh editor Kompasiana. Aduh saya juga sering merasakan ini. Apalagi kalau tulisan saya adalah artikel berguna dan dilengakapi foto-foto dokumen pribadi.

Bahkan ada yang sampai saya buat power pointnya untuk mengkolase gambar. Tenyata masih tidak dilabel beneran kesel. Tapi ya bisa apa. Semoga saja artikel tersebut tetap dibaca oleh banyak orang dan berguna ya.

Kalau puisi tidak dilabel saya sudah amat sangat sering. Namun ya tetap saja hadir karya-karya baru. Ini jadi mengingatkan pada respon teman-teman lainnya. Cuek aja kalau tidak dilabel. Nulis lagi aja lagi.

Ini juga persis dengan perasaan saya. Saya tulis baru lagi sebuah karya lainnya. Istilah saya, saya tumpukin dengan puisi baru. Itulah kenapa saya bisa mencapai 1.711 tulisan dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun. Atau tepatnya 2 tahun 8 bulan.

Bukan hanya itu, menulis di Kompasiana dengan berbagai komentar dan vote teman-teman juga memberi semangat tersendiri. Ini membuat saya meraih poin terbanyak dari kategori rating/vote sehingga status saya sudah sebagai penulis Fanatik sudah teraih bahkan sebelum tulisan saya berjumlah 1.500. Kalau sekarang sudah 1.711.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun