Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Dia

22 Juli 2019   19:41 Diperbarui: 22 Juli 2019   19:52 94 1
Aku masih ingat benar, hari dan tempat itu.
Diruangan itu, saat aku melihatnya pertama kali.
Saat aku melihatnya berjalan pertama kali.
Dengan sarung kusam yang dikenakannya, tapi semuanya tampak sempurna.
Aku mulai mendengar ia berbicara.
Kepalaku berusaha merekam kalimat-kalimatnya dengan jelas.
Mungkin begitulah rasanya.
Ketika akhirnya kita ditemukan.
.
Senang rasanya, tahu bahwa 'sepertinya' aku tidak berjuang sendirian.
Tapi yang aku khawatirkan adalah apakah aku pantas untuknya? Aku yang masih jauh dari kata sempurna. Aku yang masih belajar untuk istiqomah. Aku yang masih suka menunda sholat. Aku yang masih malas-malasan untuk tilawah (jika bukan karena dibantu dengan grup ODOJ). Bahkan aku yang masih suka ngeluh ketika menghafal Al-Qur'an (jika bukan untuk setoran pada saat KRS menghadap dosen wali). Bukankah jodoh adalah cerminan dari diri kita? Ah, malu sekali rasanya.
Dibandingkan dengan Ia yang lisannya tak henti dari asma-asma Allah, hafalan yang selalu terjaga, hati dan mata yang selalu mengingat Allah. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun