Gambaran di atas sengaja penulis paparkan sebagai faktor perentang dimensi yang dikuasai oleh ancaman  pandemi korona. Bukan dengan tujuan untuk menambah ketakutan melainkan untuk memaparkan segi-segi yang harus kita identifikasi, sebelum kita menentukan langkah untuk dapat menghadapinya secara strategis dan realistis.
Hantu pandemi itu kini sudah merambah ke berbagai sektor, seperti ekonomi, politik, dan keamanan. Celakanya, semua itu mulai tersihir dalam kuasa hantu; kini kecemasan kita bukan sekedar terjangkit virus, melainkan sudah berlipat-ganda ke ranah kebutuhan dasar hidup, ke persaingan kuasa politik, bahkan mulai mencekam rasa aman kita dengan hantu rekanannya yang bergelar konspirasi, dan ini semua masih akan menjalar liar ke pelbagai sektor lain. Inilah sang Rahwana kontemporer, gelembung-gelembungnya mulai merasuki ke segenap wilayah eksistensi tanpa dapat kita pantau secara jelas.
Lalu apa daya upaya yang harus dilakukan olah Sri Rama dan bala kera Alengkanya untuk membendung sihir nan fatalnya Rahwana? Gunakan panah sakti yang dapat memunculkan kesadaran akan keberadaan gelembung-gelembung sang Rahwana. Apa makna dari panah beliau itu untuk era kekinian? Kemampuan sang penguasa, melalui alat kuasanya, untuk dapat memperjelas atau membuka tabir kesadaran bahwa virus itu benar-benar ada dan mulai menggerayangi kelemahan vital kita (tak ada hubungannya dengan si parno lho ya). Bagaimana cara praktisnya?
Bila pada jaman dahulu, untuk mulai membakar semangat rakyat akan perjuangan, maka setiap korban di pihak lawan sengaja digantung di tengah alun-alun untuk menjadi pengingat dan pembakar daya juang serta penyadar diri bahwa lawan dan musuh kita itu nyata. Maka, mungkinkah bila langkah ini kita ikuti? Bukan berarti menggantung si korban korona, melainkan mempublikasi identitas dan catatan hidup si korban pada setiap sudut-sudut kampung atau kota yang mudah terlihat. Jadi beritanya tidak hanya berpusat di media massa dan rumah-sakit, bila perlu kita pampangkan poster atau foto si korban di pinggir pasar sebagai pengingat dan penjelas untuk masyarakat yang belum terjamah virus.