Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Wayang Pandawa

23 September 2013   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:31 136 0


Sang Pembarep Putra Pertama, Yudhistiro,

Bunda agung dewi tali broto tak kuasa membendung air mata, dia menangis ter isak isak, air mata bak bah tsunami aceh berdebur menggulung,  mengalir berkilau bagai permata dari mata nya…

Anak pertama nya, yudhistira menolak perintah nya untuk menikah… ibu, bagaimana mungkin putra yang di besarkan dengan minuman air mata ibu untuk kami berlima, sampai hati untuk menikah, tidak ibu.. aku akan menemani ibu mengawal adik adik ku putra ayahan da prabu pandhu… ibu aku tak kan menikah selama masih begitu…
Putra ku, ngger… anak prabu, kok begitu alas an mu, menjawab, menolak perintah ibu, hati ibu ngger, ter iris iris pisau tajam yang memerih kan mendengar nya, putra ku menikah lah…

Tidak ibu, putra mu tak kan menikah… perintahkan aja werku doro atau si jelamprong harjuno menikah lagi…

Anak ku ngger yudhistiro, apa sampai hati mu, setelah ibu mu kehabisan air mata untuk memberi minum kalian ber lima menjadi besar, kemudian mati dalam keadaan kering karena sedih, perintah menikah di tolak oleh anak ter tua, anak ku ngger… bunda agung tali broto sungguh tak sanggup mendengar alas an anak nya untuk tidak menikah, alangkah anak nya ikut menderita selama ini, kaget hati tali broto… sakit.

Prabu yudhistira tak berdaya, sungguh dia tak kuat, dari kecil melihat air mata bunda nya mengucur, yang sering terjadi untuk nya dan 4 adik nya, 5 bersaudara prabu Pandhu Dewa Nata… baik ibu baik… baik ibu baik, putra mu PASTI menikah, pasti ibu kalau memang sudah milik ku, aku menikah, diam lah ibu jangan menangis ibu, membuat aku merasa jadi anak lebih tak berguna lagi…

Kamu..!! kakak ku tertua, memang kamu keras kepala, kata Werku Doro menggelegar ter bata bata, terbawa sentiment tangis ibu nya… di suruh menikah saja kayak di suruh masuk neraka… sampai babu kunthi menangis se begitu, tak luntur keras kepala mu..!!.. mesti nya dari tadi.!! Kamu bilang sanggup menikah, tak sampai begini babu kunthi menangis…

Sudah sudah anak ku ngger werkudoro dan kalian semua, tak usah campuri percakapan ibu mu dengan kakak ter tua kalian… membayang sunggingan senyum di bibir ibu kunthi di sela sisa air mata nya, sekarang, berangkat lah kalian ber empat, bunda dengar ada bidadari putri yang di sayembarakan di kerajaan tetangga…



Salam,
Si Jawir Anom Hastho

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun