Setelah melakukan ibadah puasa selama 30 hari, hari yang ditunggu pun tiba yaitu Hari Raya Idul Fitri atau sering kita kenal dengan kata Lebaran. Lebaran yang di lakukan masyarakat Indonesia sendiri yaitu tempat berkumpulnya sanak saudara atau teman atau dengan siapapun. Banyak penduduk Indonesia yang menempuh perjalanan jauh dengan tujuan pulang ke kampung halamannya dan berkumpul bersama dengan sanak keluarga mereka. Momen kembali suci pada saat lebaran ini dimanfaatkan untuk saling bermaafan dan menyambung kembali tali silaturahmi yang terputus. Bersilaturahmi adalah bagian dari kebutuhan seseorang sebagai manusia. Menjaga hubungan baik dengan sesama memang sangat dianjurkan, terlebih dengan kerabat dan saudara.Â
Namun, kini libur lebaran yang digunakan untuk berkumpul dengan sanak saudara dan kerabat pun telah usai. Dengan berakhirnya libur lebaaran ini bukan berarti mereka juga telah usai melakukan silaturahmi dengan sanak kerabat dan saudara. Di era digital dan serba media sosial, silaturahmi dapat dilakukan dengan cara bertukar pesan dan saling sapa melalui handphone. Hal ini cukup memudahkan bagi para perantau yang terpisah oleh jarak dengan orang-orang terdekatnya. Namun, di lain sisi silaturahmi yang dilakukan melalui handphone memiliki sisi negatif. Maka dari itu kita yang terus menggunakan sosial media harus dengan bijak menggunakannya.Â
- No Hoax. Ini adalah satu di antara beberapa yang harus di jaga, karena dengan menyebarkan informasi palsu atau informasi yang tidak jelas sumbernya akan menimbulkan suatu masalah yang dapat tersebar luas di masyarakat.
- Relation. Menjalin hubungan relasi dengan sanak saudara hingga kerabat harus terus di lakukan agar tidak terputusnya tali persaudaraan.
- Etika. Etika bersosial media juga harus di jaga agar tidak memunculkan suatu masalah dengan sanak saudara ataupun kerabat. Hindari menyindir dan hormati perasaan orang lain,tidak menggunakan kata-kata yang kasar.
- Memfilter apa yang hendak di perlihatkan atau di bagi di media sosial.
- Bijak dalam membagi konten
