Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup Pilihan

Kompasianival, Terima Kasih Pak Jonan, For No Smoking

24 November 2019   17:57 Diperbarui: 24 November 2019   18:32 182 17
Ternyata ada juga yang bergeming dengan aturan itu.  Satu  orang  terpaksa diturunkan.  Dia merokok di dekat pintu keluar, membuka pintu.  Hal ini tentu saja mudah terdeteksi. Mengingat  asapnya tercium hingga ruangan gerbong. Maka Polsuska terpaksa menurunkannya di stasiun terdekat. Pekalongan. Dari sebelumnya  Solo.

"Ini harus kami lakukan, selain untuk  menegakkan  aturan juga untuk  menghormati  hak orang  lain.  Yakni mereka yang tidak  merokok."

Begitu jawab polsuska yang berpakaian seragam  full biru dongker tanpa baret  itu. Dia tak mau disebutkan  namanya tetapi membetulkan apa yang saya tanyakan. "Apakah tadi ada yang diturunkan gegara merokok?"

Saya sungguh suka sangat dengan kenyataan  ini.  Kereta  Api berubah drastis  dari transportasi kumuh menjadi  nyaman begini bukan hal mudah.  Pak Jonan berjuang melalui step demi step yang melelahkan untuk hal ini.  Sebagai  pengguna kereta api  selama puluhan  tahun saya tahu betul proses ini.  

Maka ketika  dalam talk show Kompasianival ketika Pak Hanafi berkelakar mengkritisi kebijakan  tidak adanya  ruang untuk  perokok di stasiun, saya dengan serius  memberikan  acungan dua jempol kepada  mantan menteri  perhubungan  yang sangat  mencintai  Kereta Api tersebut. Bersambut,  Ignasius Jonan, melihat saya dari atas panggung. Maka,  dua jempol  pula dia acungkan menyambut milik saya yang duduk tepat di depan panggung. Saya bahagia tentu saja,  itu artinya salah satu hal penting  yang  membuat saya menjadikan Kereta Api sebagai angkutan publik terfavorit bakal terus berlanjut.

Arti jempol saya adalah, pertama  sepakat Pak Jonan,  jangan ada ada ruang merokok di Kereta  Api.  Mayoritas  lelaki Indonesia  perokok.  Bisa dibayangkan, berapa gerbong  yang dibutuhkan  untuk itu.  

Kedua,  mendidik  gaya hidup sehat kepada  masyarakat.  Tidak ada yang menyangkal merokok  merusak kesehatan  bukan?  So,  mengapa  tidak sekalian  kita kampanyekan gaya hidup no smoking dalam masyarakat kita.

Ketiga,  mengajak masyarakat pandai menahan diri untuk  tidak melanggar  aturan. Demi kepentingan  bersama.

Keempat,  memberi  ruang pada hati kita untuk  menumbuhkan  empati. Merasakan hal yang dialami mereka yang bukan perokok.  

Saya memang  perokok  pasif,  tidak nyaman banget  mengalami hal demikian. Kompromi dengan mereka  yang merokok meski dilakukan  di rung terbuka tetaplah susah saya lakukan.  Karena  hembusan angin kadang mengarahkan asap itu ke hidung  saya.  Menyebalkan.  Jujur itu saya katakan.

Jadi ketika dalam talkshow kemarin saya berkesempatan  mengikuti langsung bincang  dengan menteri yang  berhasil membebaskan  Kereta Api dari asap rokok. Saya sangat bahagia.  He is the hero.  Setidaknya menurut  saya.  Bagaimana  dengan anda?  Semoga  sepakat pula.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun