Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Perpustakaan, Tujuan Lain Mengikuti Marathon Yogyakarta

21 Mei 2019   23:35 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:58 154 26
Adalah perpustakaan yang menjadi tujuan keinginan, andai bisa mengikuti marathon di Yogyakarta suatu saat nanti. Satu peristiwa luar biasa yang gaungnya mendunia. Yakni melihat sebuah perpustakaan yang buka hingga 20 jam di sana. Pevita namanya, layanan di  perpustakaan itu hingga 20 jam, mulai dari pukul 08.00 WIB sampai 03.30 WIB. Tentu ini unik, secara tak pernah kutemui di kotaku.
Kalau be Yotul buka jam su, usai marathon nanti aku ingin ke sana, study banding, hehehe. Siapa tahu bisa kuusulkan pada pengelola perpustakaan di kota Malang. Secara komunitas booklicious, penikmat buku yang kuikuti dan diikuti Pak Santoso pula, pustakawan kota Malang yang juga Kompasianer sering mengadakan sharing perbukuan hingga dini hari.

Kesulitan tempat sering kami rasakan, kafe selalu menjadi pilihan, padahal aku tak suka kopi pun, kalau tak ikut beli gak enak juga. Juga faktor biaya, di Kafe harus ada anggaran dana, setidaknya untuk beli kopi saja. Maka kalau perpustakaan kota Malang bisa buka sampai jam 03.30 ini tentu kabar baik.  Pas jelang waktu sahur atau kalau perlu sahur sekalian di sana, bila Ramadhan tiba.

Itu yang ingin kutelusuri di Yogyakarta, ketika aku suatu saat ditakdirkan ikut marathon di sana.  selain tentu saja 13 desa yang  di lewati serta  3 destinasi wisata favorit seperti candi Prambanan, Candi Plaosan dan Monumen Taruna. Ketiga tempat itu pernah kudatangi, kali ini aku ingin pun melihat lagi meski tak semenggebu menengok keberadaan perpustakaan Pevita. Perpustakaan Alternatif Yogyakarta Selatan (Pevita).

Perpustakaan yang berada di Jl. Mayjend Sutoyo itu berada di sisi selatan Jogja, keberadaannya untuk menampung minat masyarakat akan literasi dari sisi selatan Yogyakarta. Mendampingi perpustakaan di Jl. Suroto, Kotabaru, yang telah ada cukup lama, serta berada di lingkungannya yang padat, lalu lintas sering kali padat merayap di sana. Bisa jadi tujuan didirikannya perpustakaan Pevita untuk mengurangi kemacetan di sana.

Pesona Yogyakarta memang mengundang semua lapisan. Siapapun dari berbagai passion bisa terseret suka pada Yogyakarta. Seni, peninggalan masa lalu, kuliner, literasi, fashion, desa budaya, bahasa, maupun kultur masyarakatnya. Semua memikat untuk diamati dinikmati.

Seperti dilansir dari Tribunnews, ada sekitar 670 pelari mengikuti kategori full marathon, 1.530 pelari mengikuti kategori half marathon, 2.280 pelari mengikuti kategori 10K, dan lebih dari 3.000 pelari mengikuti kategori 5K yang mengikuti lomba ini  untuk kali ke-3 di Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan keunikan pada tradisi dan alam Yogyakarta sebagai latar belakang lomba. Menakjubkan.

Lomba lari Mandiri Marathon memang telah diadakan pada 28 April 2019, namun gaungnya terus mengular sampai sekarang. Keseruan pelaksanaan, hingga berbagai event yang mengikutinya, seperti festival jajan pasar, atau sajian elok wisata yang dilalui rute, maupun bermacam lokasi wisata yang bisa dijadikan tujuan, membuat aku  ingin suatu saat ditakdirkan ikut acara marathon itu. Sebuah lomba lari yang berbeda, bukan sekedar lomba lari biasa, namun ada pesan, ada sesuatu berkesan bagi semua yang terlibat mengikuti rangkaian acaranya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun