Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Manusia adalah Makhluk yang Berpikir dan Bernafsu

10 Oktober 2015   00:10 Diperbarui: 10 Oktober 2015   09:58 387 5
Manusia merupakan sebuah gambaran makhluk hidup yang memiliki unsur pembentuk yang kompleks. Ia bukanlah seperti malaikat yang tidak memiliki nafsu dan bukan seperti binatang yang tak mampu berpikir. Dalam melakukan suatu ketaatan pada suatu aturan atau norma, manusia membutuhkan perjuangan. Ia harus mampu mengalahkan nafsunya yang cenderung mendorongnya pada pembangkangan dan perlawanan. Sebagai makhluk yang berpikir, manusia tidaklah mudah untuk tunduk dan patuh pada norma yang ditemuinya. Pergejolakan muncul ketika nafsu berhadapan dengan norma. Keberadaan norma cenderung menghambat dan menghalangi kesenangan nafsu manusia. Disitulah fungsi akal, yaitu untuk memikirkan agar nafsu tidak bertabrakan dengan norma. Boleh bernafsu, namun tidak melanggar aturan.

Nafsu dalam berbagai dimensinya, sebenarnya memiliki fungsi inti supaya manusia dapat survive, mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan. Dalam teori Sigmund Freud, perilaku disebabkan dorongan libido serta selalu diasosiasikan dengan seks. Dan seks harus dipenuhi. Seks merupakan bagian dari id, nafsu, tabiat binatang yang ada dalam diri manusia. Ia akan selalu menuntut manusia untuk memenuhinya. 
Bila tidak terpenuhi, maka berakibat pada efek kecemasan. Akan tetapi super ego, norma-aturan, membatasi keinginan id. Namun manusia memiliki ego- akal, nurani, atau iman yang berfungsi untuk meregulasi atau mengatur peran yang saling berlawanan antara id dengan super ego. Oleh karenanya, manusia harus memperkuat kemampuan ego, terutama dalam mengatur benturan kepentingan antara id dan super ego. Jika ego tidak mampu menjadi regulator yang seimbang antara id dan super ego, maka akan menyebabkan munculnya ketidaknyamanan dalam diri manusia. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun