Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Media Daring ala Pendidikan Indonesia

29 April 2020   20:28 Diperbarui: 29 April 2020   20:29 156 1
Dr. Amie Primarni

Sebelumnya saya minta maaf jika dalam tulisan ini menyebut beberapa nama perusahaan. Sebab agak susah untuk tidak menyebutnya, sementara tulisan ini dimaksudkan untuk sharring gagasan.

Sebulan sudah kita menikmati belajar di rumah. Ragam media belajar online mendadak menjadi diva, di buru orang untuk mencoba menggunakannya.

Apa media online yang paling populer digunakan? Sejauh yang saya amati zoom adalah media paling populer, meski kemudian banyak dihantam issue  negatif tentang kerentanannya. Kedua, adalah google classroom.

Media lain boleh jadi juga digunakan, belum ada penelitian resmi tentang prosentase penggunaan media online yang spesifik.

Saya akan mengerucut pada media daring mana yang paling tepat untuk pendidikan di Indonesia, saya sih berharap ini akan memunculkan aplikasi media daring asli buatan anak Indonesia.

Berbasis budaya Indonesia asli yang lebih senang bertutur dan bertatap muka. Maka media video macam zoom langsung menjadi pilihan, selain mudah penggunaannya, dan mencerminkan budaya indonesia lebih senang bicara, dari pada mendengar, dan lebih senang mendengar dari pada membaca. Itu pula yang menyebabkan you tube menjadi pilihan untuk belajar mandiri. Ada gambar, ada suara.

So, media daring pendidikan indonesia harus memahami budaya Indonesia.

Namun, karena ini media daring pendidikan, maksudnya pembelajaran maka tentu saja, nuansa intelektual dan akademik harus menjadi penekanan. Yaitu hadirnya materi-materi dalam bentuk teks, entah dalam bentuk word, presentasi dan yang sejenis.

Nah, google classroom mewakili yang ini.
Dosen dapat mengupload materi dengan ragam model yang cukup variatif.  Mahasiswa pun dapat mendownload materi.

Dosen dapat memberi tugas langsung dengan variasi media di google classwork - kelebihan menu google classwork adalah kita bisa langsung bekerja disini, tanpa perlu buka dokumen/file - tetapi juga bisa upload dari dokumen, jadi lebih fleksibel.

Mahasiswa mengerjakan tugas yang langsung terekam sehingga Dosen bisa melihat, mengkoreksi, mengembalikan jika perlu, dan kemudian memberi nilai. Standard nilai dapat di ubah sesuai keinginan Dosen. Tugas-tugas akan dinilai dan langsung muncul dalam nilai rata-rata atau pun nilai tunggal. Demikian pula untuk ujian, kita dapat memilih bentuk soal essay atau multiple choice.

Media daring pembelajaran versi barat, tidak bisa sepenuhnya mengakomodir kebutuhan model belajar di indonesia. Sehingga harus ada modifikasi yang mendasar yang sesuai kebutuhan pendidikan di Indonesia.

Nah, jika ke depan media daring menjadi salah satu media belajar yang akan digunakan secara permanen dan menyeluruh di semua lini pendidikan maka perlu dipikirkan hal-hal sebagai berikut.

1. Media daring pembelajaran apakah juga akan menjadi bukti pekerjaan seorang guru atau dosen. Jika jawaban adalah ya, maka media daring ini harus ada menu yang mendukung kebutuhan guru dan dosen. Misalnya upload RPS.

2. Berbasis RPS inilah, setiap menu yang ditampilkan bisa muncul di media pengajaran.

3. Apakah media daring ini menjadi sebuah sistem layaknya yang digunakan di negara-negara maju, tetap sana semua harus mengacu pada bagaimana maunya pola pendidikan di Indonesia.

4. Laporan pengajaran Dosen atau guru yang harus dibuat, sejogjanya sudah satu paket dengan out put dari sistem pembelajaran jika memang hendak digunakan. Selain paper less, juga tidak dua kai kerja.

5. Media daring hanya salah satu komponen dari sistem pembelajaran dan pengajaran. Posisi media daring adalah jembatan pembelajaran dan pengajaran.

Soo, siapa anak muda indonesia yang mau bikin sistem ala Indonesia asli?

Sistemnya harus simple, memiliki khas, kuat disisi media tutur dan gambar,  mampu mengakomodir kebutuhan Dosen atau Guru dan siswanya.

Belajar itu menyenangkan
Mengajar itu indah.




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun