Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Urat Kemarahan Ganjar Putus?

8 Juni 2022   14:08 Diperbarui: 8 Juni 2022   14:15 218 3
Saya kok merasa, urat kemarahan Ganjar sudah putus. Dihantam sana sini, diserang dan dibully, bahkan sampai dihina habis-habisan. Dia biasa saja. Santai-santai saja gitu. Kaya nggak ada masalah apa-apa. Tetap tenang dan tersenyum sambil sesekali bercanda. Bahkan kalau diperhatikan, senyumnya akhir-akhir ini tambah manis saja..

Saya nggak bisa membayangkan kalau saya di posisi Ganjar. Wah sudah meledak kemarahan saya kalau diperlakukan seperti itu.

Orang yang nyerang saya, bully saya dan nyinyirin saya, akan saya hajar habis-habisan. Bahkan kalau perlu, saya samperin ke rumahnya untuk bikin perhitungan.

Lha gimana nggak gitu. Saya merasa serangan ke Ganjar akhir-akhir ini sudah keterlaluan. Bukan hanya sekadar kritik, tapi ini serangan untuk menjatuhkan. Seolah apa yang dilakukan Ganjar nggak ada benarnya. Bahkan, hoax sengaja disebarkan untuk melawan banyaknya dukungan.

Jangankan kalangan oposisi, kawan separtai sendiri juga ikut menjatuhkan. Jiancuk memang.

Coba lihat berita. Saat ini Ganjar sedang diserang habis-habisan oleh kawannya sendiri. Namanya Trimedya Panjaitan. Anggota DPR RI yang juga dari fraksi PDI Perjuangan.

Dulu siapa sih yang kenal Trimed. Rekam jejaknya nggak begitu terlihat. Selama jadi anggota DPR, belum pernah ada pemberitaan yang wah soal dia. Tapi kini dia muncul, dengan pernyataan keras menyerang kawannya. Nama Trimed jadi trending topic di sosmed.

Kata Trimed, Ganjar nggak kerja sama sekali. Selama delapan tahun jadi Gubernur Jateng, ia hanya asyik pencitraan di medsos. Ganjar disebutnya rajin kunjungan ke berbagai daerah demi kepentingan nyapres 2024. Kerjaannya di Jateng berantakan. Kemiskinan dan rob tak bisa diselesaikan.

Trimed menyebut Ganjar Kemlinthi atau sok atau congkak. Sebuan itu digunakan Trimed untuk menggambarkan betapa ngebetnya Ganjar nyapres di 2024. Menurutnya, Ganjar tak menghargai ketua umum PDIP, Megawati Soekarno Putri sebagai pemilik keputusan tertinggi.

Orang mungkin awalnya bertanya kenapa Trimed bersuara lantang menyerang Ganjar. Tapi setelah dirunut, benang merahnya keluhatan. Dia orangnya Puan, yang gerah melihat prestasi Ganjar yang menawan.

Lihat saja, saat Trimed membandingkan Ganjar dengan Puan. Ia menyebut, Puan lebih berprestasi dibanding Ganjar. Puan disebutnya bisa mengorganisasi anggota DPR saat menjabat ketua Fraksi PDIP. Dia juga mampu mengkoordinir tujuh kementerian saat menjabat sebagai Menko PMK. Dan ketika menjadi ketua DPR saat ini, Puan disebut mampu memimpin kader-kader terbaik bangsa.

Ah yang benar? Bukannya prestasi Puan hanya matiin mic saat rapat paripurna? Hahahaha..

Trimed ini menurut saya harus disemprit. Orang seperti dia, hanya menambah buruk citra PDIP saja. Ocehannya seolah membenarkan dugaan publik, bahwa partai banteng sedang tidak baik-baik saja. Ketegangan dan kekacauan menyelimuti partai itu. Elit-elit saling sikut demi tujuan tertentu.

Kita tahu, Trimed bukan elit PDIP pertama yang menyerang Ganjar. Sebelumnya, ada Bambang Pacul. Sama-sama kader PDIP, dua-duanya senang benar kalau menjelek-jelekkan nama Ganjar. Kalau Trimed pakai istilah Kemlinthi, Pacul pakai istilah Kemajon. Istilah-istilah yang intinya digunakan untuk menyerang dan menjatuhkan Ganjar yang semakin tenar.

Padahal yang ngebet nyapres itu siapa? Berkali-kali kan Ganjar sudah bilang, urusan Pilpres di PDIP itu sudah jelas. Itu hak preogratif ketua umum, Megawati Soekarno Putri. Tak sekalipun dirinya mengatakan, bahwa ia ingin menjadi pengganti Jokowi.

Kalaulah popularitas dan elektabilitasnya melambung tinggi, ya jangan salahkan Ganjar. Itu hanya bonus, dari kinerjanya yang memang yahud. Ganjar hanya memanen hasil dari apa yang ia tanam. Menjadi pemimpin muda berprestasi, berintegritas, tegas, lugas dan pantas dijagokan.

PDIP harusnya bangga, punya kader seperti Ganjar. Ganjar adalah bukti, regenerasi pemimpin di partai berjalan sesuai harapan. Coba lihat partai lain, nasibnya nggak ada yang jelas. Nggak ada satupun dari partai-partai di Indonesia yang punya kader sementereng Ganjar.

Tapi ya begitulah politik, kadang-kadang susah ditebak. Ganjar kini dianaktirikan. Bahkan terkesan dibuang. Kehadirannya tak diinginkan. Seperti virus, Ganjar harus dimatikan.

Kalau sudah begitu, saatnya kita yang pasang badan. Jangan biarkan orang baik seperti Ganjar berjuang sendirian.

Mungkin urat kemarahan Ganjar bukan sudah putus. Namun ia hanya ingin menunjukkan pada dunia, dia bukan politisi ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan singgasana.

Ia masih memegang teguh pesan ibunda tercinta. Bahwa jabatan itu amanah yang tidak boleh diperebutkan.

"Anakku Ganjar, jabatan bukan untuk rebutan. Ibu tidak ingin kamu korupsi, ini uang, uangnya rakyat. Bawa amanah yang baik, laksanakan tugas. Kerja itu tidak mudah, jangan mikir cepat kaya," begitu kata Sri Suparni, ibunda Ganjar. Pesan itu sepertinya dipegang teguh oleh Ganjar sampai saat ini. Pantas saja, ia begitu tenang dan tak pernah emosi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun