Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Karena Sayang

21 Januari 2010   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 46 0
Niat berlibur, menjenguk sang kepala keluarga kecil ku. Hanya ada waktu sehari dua malam saja bertemu sedikit sekali untuk berbincang apa yang ingin ku canangkan kelak lulus kuliah. Satu peratu hilang kemudian jatuh dari ujung kepala. Putih dan hampir semua.

Pagi memang susah menyingkirkan selimut malam. Berpikir masih malam saja. Nyenyak nya masa tidur ku. Setelah lelah kepala dari Kotabumi hingga Negara ratu telanjang kepala.  Kaget dan sudah suntuk pejamkan mata. Ketika menuju singgasana wanita. Sudah tersaji nikmat di meja makan, tinggal ambil lalu kenyang. Ingin menangis karena malu.

Esok pun tiba waktunya pulang karena hari itu juga kembali ke Yojo. Mungkin istirahat siang ku masih belum puas. Hingga pagi datang aku terlelap saja. Ah, aku harus cepat-cepat. Mandi sana, nanti ketinggalan angkot, tegur sang ayah pelan. Api sudah kelam tanda kegiatan memasak usai. Upz..... lagi dan lagi.  Mengapa sich selalau kalah dengan ya (gerutu dalam hati).

Krek................sarapan dulu sana biar enak perutnya. Oh...........ayah ku. Betapa sayangnya dirimu. Selingkar omellete tertata rapi di gumukan putihnya sayangnya pada ku. Hebat. Jarang-jarang ada seperti itu. Dasar gadis pemalas. Beruntungnya aku memiliki mu. Matur suwun Ayah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun