Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Melamar Pekerjaan yang Tidak Dibutuhkan

8 Agustus 2019   20:48 Diperbarui: 9 Agustus 2019   07:34 77 11
Bekerja pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki memanglah sangat menyenangkan. Begitulah idealnya, karena dengan demikian kita bisa enjoy dalam mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan keinginan hati.

Lantas bagaimana kalau melamar pekerjaan yang tidak dibutuhkan.? Apa yang menyebabkan bisa melamar pekerjaan yang tidak dibutuhkan, apakah karena terpaksa, karena tidak ada pilihan lain, atau memang pekerjaan yang sesuai dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki tidak tersedia.?

Bisa jadi begitu, inilah yang harus disadari. Inilah yang pernah saya alami, karena diharuskan bekerja hanya demi status sosial, maka pekerjaan apapun meski tidak sesuai dengan ilmu yang dimiliki tetap dijalani. Karena memang tidak ada pilihan lain, lapangan pekerjaan yang tersedia cuma menjadi sales penjualan Mobil, suka tidak suka harus dijalani.

Tidak pernah terpikirkan saat itu, di Jakarta pada Tahun 90an, bekerja dibidang yang sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, dengan salary 500 ribu saja masih saya tolak. Tapi di Jambi, dengan pendapatan 83.000 Rupiah, saya terima dengan senang hati. Itupun bukanlah salary, tapi hanya uang transport untuk 1 bulan. Sementara penghasilan tambahan dari Komisi penjualan Mobil.

Kalau menjual Mobil cuma 1 dalam 1 bulan, maka komisi yang diterima cuma 100 ribu Rupiah. Pekerjaan tersebut cuma bisa Saya jalani selama 4 bulan. Karena memang bukan cuma hasilnya yang kurang mencukupi, tapi bidang pekerjaan tersebut sangat jauh dari apa yang dibutuhkan.

Dari awal wawancara setelah lulus test, dengan menyisihkan 158 pelamar, manager perusahaan tersebut sudah meragukan saya, tapi karena hasil test saya paling bagus, makanya saya tetap diprioritaskan untuk diterima. Hanya saja dia meragukan background pendidikan saya, dan riwayat pekerjaan saya yang tidak pernah dibidang penjualan.

Selama melaksanakan tugas sebagai seorang sales saya tetap enjoy, saya tidak pernah ngoyo untuk mengejar target, tapi dengan pola kerja seperti itu saya tetap produktif dalam mencapai target penjualan. Menghadapi situasi dan kondisi yang monoton seperti itu akhirnya saya resign, saya kembali keprofesi saya sebagai seniman.

Meskipun saya cuma mendapatkan penghasilan dari melukis dan menulis, dan itupun tidaklah terlalu mencukupi, tapi saya tetap hepi, Saya merasa merdeka dari tekanan atasan, merdeka dari mengejar target. Ini pun tidak berjalan lama. Setelah 1 Tahun tinggal di Jambi, saya kembali ke Jakarta. Begitu 1 minggu sampai di Jakarta, saya langsung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu saya.

Saya dipercaya untuk memimpin sebuah perusahaan advertising yang baru didirikan. Dengan pekerjaan ini saya benar-benar enjoy, karena semua fasilitas jabatan pun cukup memadai. Yang menjadi beban dan tantangan saat itu adalah, membangun dari bawah advertising tersebut. Tapi bagi saya hal itu bukanlah sesuatu yang sulit, karena untuk bidang yang satu ini saya sudah punya cukup pengalaman.

Jadi memang, janganlah melamar pekerjaan yang tidak dibutuhkan kan, pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan yang Kita miliki. Bekerjalah sesuai dengan keinginan hati, bukan karena keterpaksaan, atau semata karena kebutuhan hidup. Bekerja itu sangat membutuhkan kenyamanan, bekerja dengan nyaman akan meningkatkan produktivitas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun