Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Hal Tak Penting Tentang Bandara Soekarno Hatta

31 Oktober 2009   06:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29 7747 0
[caption id="attachment_20335" align="alignright" width="300" caption="Gerbang Soekarno Hatta/ photo by : A. Makkuradde"][/caption] Menarik membaca tulisan pak Chappy Ada yang baru di Bandara !. Saya juga pengen cerita tentang bandara. Tapi karena saya belum pernah ke Luar Negeri jadi tak bisa bercerita tentang antrian pemeriksaan Imigrasi. Saya mau cerita hal-hal tak penting yang kadang dilewatkan orang ketika di Bandara International Soekarno Hatta. Saya ingin berbagi pengalaman saya selama lebih dua tahun berkantor di sekitar bandara. Pernahkah anda ditawari ojek di bandara? Sering melihat motor berkeliaran dibandara? Dimanakah Parkir motor di Terminal 1 dan 2 bandara?Tahukah anda kalo dibandara ada Angkot? Dimana warung makan yang murah? Dimana bisa dapat kopi harga kaki lima? Percayakah anda kalo dibandara ada bendi yang kayak sering dilihat di Monas? Nah kita bahas satu-satu aja Transportasi Ketika baru mendarat di Terminal 1 & 2 untuk kedatangan domestik kita sering kebingungan ketika begitu banyak yang menawari jasa untuk diantar. Ada yang dengan penuh senyum dan berompi menawari ojek, yang lain dengan pakaian lebih rapi berkemeja membawa kunci mobil menawarkan mobil carteran, ada juga yang membawa pengalas dengan selembar kertas check list menawarkan Taksi. Ada juga Damri yang melayani beberapa rute kearah Jakarta, serta Travel ke Bandung. Jadi ada banyak pilihan. Tapi mungkin yang tak banyak orang tahu bahwa untuk keluar dari Bandara ada Angkot bertuliskan Airport Transportation, mobil kijang berwarna silver, berAC dengan tarif Rp. 4000, mengantar dari bandara ke Rawa Bokor. Rawa Bokor adalah daerah sekitar bandara, kalau anda baru keluar dari pintu tol Sedyatmo ada petunjuk arah keluar ke Rawa Bokor. Rawa Bokor menjadi pilihan buat kos-kosan sekitar bandara, beberapa hotel-hotel kecil untuk yang transit juga tersedia disana. Kadangkala ada penipuan terhadap penumpang yang baru turun dari pesawat ketika ditawari angkutan. Sebuah cerita teman saya, sebut namanya Udin. Malam itu dia baru mendarat di Terminal 1 bandara Soekarno Hatta, rencananya akan menginap dulu dikosan Jai di Rawa Bokor. Jai sudah bilang ke Udin "Naik Ojek aja, paling bayar 10 atau 15 rebu" Setelah Udin mengambil ranselnya bergegas dia keluar. Begitu keluar pintu, seorang bapak-bapak menawari untuk ikut dimobilnya, katanya kebetulan dia juga mau ke arah Rawa Bokor Udin berkata ke yang nawarin " Ongkosnya lima belas ya?" Dijawab dengan anggukan oleh sang orang baik hati. " Waa saya lebih untung nih, bisa ikut numpang naik mobil daripada harus naik ojek" Kata Udin dalam hati Merekapun berangkat dari parkiran Terminal 1 bandara, ketika mendekati pompa bensin, sebelum keluar bandara didepan wisma soewarna "Kita isi bensin dulu ya" kata sopir Setelah masuk antrian buat isi bensin, si sopir minta uang dulu buat beli bensin "Mas, bisa bayar dulu nggak, mau isi bensin nih" Si Udin mengeluarkan dompet, dan diberinya duit 15 ribu ke sopir "Masa lima belas ribu mas, ongkosnya 150 ribu" "Loh tadi kan saya sudah tanya, ongkosnya lima belas kan?" " Maksud saya tadi itu 150 ribu"Kata sopir Setelah mengorek-ngorek semua isi dompetnya terkumpul uang 50 ribu, dan diserahkan ke sopir tadi, dia tak punya duit lagi dan sopir tak bisa memaksa. Selang lima menit mereka tiba di Rawa Bokor. Saya yang mendengar cerita teman itu dibuat gemas juga, ini sebenarnya penipuan. Tarif biasa naik ojek yang hanya menempuh waktu 15 menit dari bandara itu 10 ribu, paling mahal 15 ribu. Sementara kalau naik Taksi paling bayar 30 ribu Jadi bagi yang baru mendarat dibandara Soekarno Hatta dan ada yang menawari untuk ikut mobilnya atau carteran, mending pikir-pikir dan harap lebih hati-hati. Saya sarankan untuk naik Taksi Blue Bird jika perjalanannya tak jauh dari daerah Tangerang dan Jakarta Barat, Taksi lain biasanya menolak. Alternatif lain naik Damri, tapi kalau mau lebih hemat adalah naik Angkot dari Bandara ke Rawa Bokor, dari Rawa Bokor ada Metromini arah Kali deres-Tanah abang, kalau sudah sampai di Kali deres disana ada busway yang bisa mengantar ke arah Harmoni. Dari Terminal Kalideres juga banyak bus yang mengantar ke Terminal-terminal di seputaran Jabotabek. Parkir Motor Sebelum dibangunnya Terminal 3, tak pernah secara tegas ada petunjuk dimana harus parkir motor di Bandara. Untuk Terminal 1 & 2, kita harus cukup tahu tempatnya baru bisa parkir, tak ada petunjuk sebelum benar-benar hampir masuk parkiran. Padahal ada area parkir khusus buat motor, tarifnya Rp. 2000 sekali masuk, dalam waktu tak terbatas. Sayangnya kondisi lahan parkirnya tak terawat, tempatnya tak bersemen jadi becek ketika hujan. Soal keamanan, tak usah khawatir para petugas keamanan tak akan membiarkan motor keluar kalau tak bawa STNK, saya pernah mengalaminya, ketika saya bilang sama petugasnya "tahan SIM saya aja pak dulu pak, saya kerja juga sekitar sini, besok saya ambil dengan membawa STNK" dengan santainya petugas bilang " SIM itu Surat Ijin Mengemudi, kalo STNK itu Surat Tanda Nomor Kendaraan, jadi tak bisa pak" dengan sedikit dongkol saya tinggalin motor dan pulang, baru saya ambil lagi besoknya, bayarnya tetap Rp. 2000 Makan Minum Bagi yang bawa duit pas-pasan, makan dan minum di bandara mungkin menjadi agak berat. Harga makan dan minum di bandara bisa jauh berbeda dengan di luar bandara, padahal rasanya biasa-biasa aja, tak ada yang istimewa. Tapi sebenarnya ada pilihan lain bagi anda yang mau sedikit menghilangkan gengsi dan tetap ingin mengisi perut. Di Area parkiran Terminal 1 & 2 terdapat bangunan pavilyun dimana terdapat rumah makan Padang, harganya sama dengan diluar, kalau mau makan rendang dengan teh manis cukup bayar 11 ribu. Mau ngopi yang murah? ada juga. Di kios yang terdapat di Terminal Bandara, Kopi Hitam dihargai biasanya dengan harga 10 ribu rupiah, tapi jika anda tidak peduli dengan gengsi dan rasa kantuk menyerang ketika menunggu di bandara, jalan-jalanlah ke arah parkiran mobil, disana terdapat pedagang asongan, ibu -ibu dengan penutup kepala yang menjual kopi dengan harga kaki lima, tinggal cari pohon yang teduh anda bisa ngopi sambil menikmati angin yang berhembus dan sesekali dihibur dengan pemandangan pesawat terbang rendah di langit. Nah, itu aja deh, buat yang pengen alternatif hemat dibandara, ada pilihannya kok. Satu lagi yang belum saya jawab soal bendi di bandara, pernah lihat nggak? kalo saya sih nggak pernah, hehehe :) Salam Ahmad A

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun