Pertanyaannya sekarang apakah negara mampu mengubah asas praduga tersebut menjadi sebuah kebahagian yang tak pernah menggelisahkan warga negaranya, dan apakah negara mampu menanggulangi ekonomi masyarakatnya yang sedang mengalami kesurutan yang bertubi-tubi ini.
Sedangkan negara masih banyak tanggung jawab yang harus dijalani baik dalam hutang negara pada negara lain dan masih banyak lagi polemik negara yang tak kunjung usai.
sudung pandanganku tentang pandemi tentu menjadi hal yang tak pernah wajar dan tak pernah mampu menanggulangi sepi dikehudapan ini. masrakatpun menjadi imbasnya suatu negeri. banyak yang bermain didalamnya dan menjadi sebuah ladang untuk berimajinasi, ketidak wajaran terus menggebu-gebu menjadi sebuah intuisi. ada masyarakat  yang bilang bahwa pandemi ini menjadi permain suatu negeri, dan sudud pandang seperti itu bukan hanya satu masyarakat menyuarakan kegelisahan itu, akan tetapi banyak yang memperbincang tentang hal itu.
Masyarakat menjadi sasaran empuk bagi orang-orang yang bermain didalamnya lebih lebih pemerintah di Negara ini. tentub bukan memaslahatkan ummat tapi malah menambah beban bagi ummat.
Satu benang merah yang bisa ikut berpartisipasi dalam permasalan ini, kegelisahan masyarakat menjadi nomer satu diatas ribuan polemik suatu negeri, dan kegelisahan itu tak akan pernah tergantikan lagi. meskipun banyaknya polemik di negeri ini. dan persoalan semacam itu harus tetap terealisasikan dalam polemik negeri. dan pemerintah bukan hanya menjalankan wacana diatas pandemi ini.