Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Ayah, Menyulap Benci Menjadi Cinta

2 Maret 2014   12:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 136 1

Saya sudah melihat wajah ayah di dunia sejak saya dilahirkan seperempat abad yang lalu. Ayah saya orang yang tinggi, gempal, berkumis-jambang tebal, berambut ikal, tatapan matanya tajam. Beliau punya 3 orang anak, saya anak sulung. Pada awal kelahiran saya hingga berusia 3 tahun, saya beserta ayah dan ibu masih tinggal di rumah kakek. Saya saat itu belum berpikir bahwa tengah hidup menumpang di rumah bukan milik kami sendiri. Setelah usia masuk sekolah taman kanak-kanak, kami pindah ke rumah baru, rumah kami sendiri. Namun apa yang disebut rumah sendiri ini sangat memilukan, lahannya begitu luas mencapai 4 acre, tetapi rumahnya hanya terdiri dari bangunan 2 kamar berjajar seperti sebuah kost-kostan. Satu kamar dipakai untuk tidur, satu kamar lagi dibagi dua; setengahnya kamar mandi, setengahnya adalah dapur. Sebagai gambaran saja, bahwa perbandingan luas tanah dengan luas rumah kami waktu itu adalah 65% : 35%.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun