Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Akal, Hati, dan Dalil

1 November 2019   14:11 Diperbarui: 1 November 2019   14:18 119 0
Allah menganugerahi kita akal, yang kita dapat gunakan untuk menilai segala sesuatu: benar atau salah. Allah juga menganugerahi kita hati, yang dengannya kita menilai segala sesuatu: baik atau buruk.

Tetapi, penilaian akal dan hati bersifat relatif, tidak mutlak; berbeda-beda antara akal dan hati satu orang dengan orang lain. Seseorang mungkin saja menilai sesuatu itu benar, sementara orang lain menilainya salah. Seseorang mungkin menilai sesuatu itu baik, sedangkan orang lain menilainya buruk.

Oleh karena itu, Allah Yang Maha Benar dan Maha Bijak, menurunkan wahyu melalui Rasul-Nya; dalil berupa Al Qur'an dan Hadits sebagai kebenaran dan kebaikan mutlak untuk menuntun akal dan hati manusia yang beragam tadi. Sebagai petunjuk; kunci untuk menjalani kehidupan ini.

Sayangnya, kebanyakan orang justru melupakan kunci hidup tersebut. Sebagian besar orang mengandalkan akal mereka untuk menilai dan menjalani kehidupan, tanpa petunjuk dalil, jadilah ia sok pintar. Sebagian yang lain mengandalkan hati mereka; tanpa petunjuk dalil, jadilah ia sok bijak.

Kehidupan yang seperti serba berantakan hari ini karena manusia melupakan kunci kehidupan itu. Dunia diisi oleh orang-orang yang sok pintar dan sok bijak, dan mengabaikan Allah, Rabbul 'Alamin, yang Maha Benar dan Maha Bijak.

Maka, jalan untuk memperbaiki semua ini, baik dalam skala dunia (internasional), negara (nasional), sampai level RT RW, dan keluarga kecil kita masing-masing, bahkan dalam memperbaiki keadaan diri kita sendiri, adalah kembail kepada Al Qur'an dan Hadits.[]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun