Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

PMII Komisariat IAIN Manado dan Jati Diri PMII Cabang Metro Manado

6 Desember 2021   13:47 Diperbarui: 6 Desember 2021   13:57 1765 4
PMII Komisariat IAIN Manado dan Jati Diri PMII Cabang Metro Manado

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah organisasi mahasiswa yang memiliki tujuan sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar (AD) BAB IV pasal 4, yakni: "Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertangung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia."

PMII Metro Manado sebagai Jalan.

PMII Metro Manado adalah wadah yang kami pilih sebagai jalan untuk sampai kepada cita-cita bangsa -- mewujudkan keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia. Sehingga setiap langkah yang diambil oleh PMII Metro Manado selalu mengutamakan kepentinggan rakyat, kemaslahatan umat. Bukan kepentingan manufer politik busuk.

Dalam struktur PMII Metro Manado, memiliki satu komisariat: Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Kemudian memiliki empat rayon: Rayon Fakultas Syariah, Rayon Fakultas Tarbiyah, Rayon Fakultas Ushuluddin, dan Rayon Fakultas Ekonomi.

Sejarah PMII Metro Manado adalah sejarah perlawanan. Dalam perjuangan perlawanan yang selama ini kami lakukan, ada begitu banyak cerita (story) yang melekat dalam setiap labirin ingatan-ingatan setiap kader.
Selama ini gerakan yang dilakukan oleh kader-kader PMII Metro Manado tidak pernah melanggar atau berlawanan dengan tujuan PMII. Kami selalu menjadikan Tri Motto, Tri Khidmat, dan Tri Komitmen, sebagai modal untuk membentuk kader-kader yang militan dan loyal terhadap bangsa, negara, dan organisasi.

Orientasi Gerakan dan Perebutan Ruang Kampus:

Dalam gerakan kaderisasi di ranah kampus, kami memiliki kantong-kantong belajar; Diskusi Fakultatif: Pendidikan, Hukum, Ekonomi, dan Sejarah Peradaban Islam. Kesemuanya adalah tema-tema yang selama ini didiskusikan oleh setiap kader PMII Metro Manado. Karenanya, kita tidak punya waktu banyak untuk mendiskusikan persoalan Surat Keputusan (SK) diberikan kepada siapa.

Dalam kegiatan kaderisasi, kami menjadi yang paling konsisten. Misalnya, pada tahun 2019, melalui proses Mapaba, berhasil melahirkan 274 kader PMII. Mapaba tersebut menjadi Mapaba terbesar dalam konteks Sulawesi Utara. Di tahun 2020, dalam situasi masa pandemi covid-19, kami tidak kehabisan akal, cara, strategi, soal bagaimana menjaring kader. Pemerintah dengan gagah mengeluarkan aturan lockdown yang menjadikan setiap mahasiswa harus melakukan aktifitas dari rumah. Hingganya, kami membuat Mapaba dengan tema zonasi: Zonasi Manado, Zonasi Kota Kotamobagu, Zonasi Bolaang Mongondow, dan Zonasi Bolaang Mongondow Utara. Mapaba dengan tema Zonasi berjalan dengan lancar dan melahirkan 187 kader PMII. Kemudian, di tahun 2021, tema Mapaba Zonasi masih digunakan oleh sebab situasi yang masih juga sama (pandemi covid-19), yang melahirkan 138 kader PMII.

Dalam perebutan ruang kampus, kader-kader PMII Metro Manado selalu menang dalam setiap pertarungan di ruang strategis, baik tingkatan terkecil hingga terbesar. Itu bisa dibuktikan dengan dua tahun terakhir, mulai dari ketua kelas (komsat), ketua HMPS, ketua DEMA Fakultas, SEMA Fakultas, dan Presiden Mahasiswa IAIN Manado adalah kader PMII Metro Manado.

Orientasi Gerakan PMII Metro di Manado:

PMII Metro Manado memiliki basis dampingan, yakni Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Sulawesi Utara. Kami juga terlibat dalam memberikan pendampingan bersama YLBHI/LBH Manado, Amalta, dan juga WALHI, dalam melakukan advokasi terhadap permasalahan Asososiasi Pedagang Wisata Kuliner Pantai Malalayang II, kemudian di desa Candi, Paputungan, Tiberias dan masih banyak lagi, terkait dengan problem agraria. Serta yang paling baru, Kami bersama dengan beberapa Organisasi Masyarakat (Sangihe) ikut terlibat dalam menolak PT. TMS yang telah merampas hak-hak masyarakat Sangihe.

Tidak hanya melakukan gerakan-gerakan sosial bersama rakyat yang tertindas, PMII Metro Manado juga tidak meninggalkan ikatan bersama guru/habaib dan tetap menjaga amalan-amalan NU. Itu dibuktikan dengan PMII Metro Manado begitu akrab dengan Majelis Yayasan Al Hikam Cinta Indonesia. Dzikir, sholawatan, tahlilan, ziarah kubur, adalah tradisi yang selama ini dipegang erat oleh jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU). Itu Sebabnya, kami melakukan hal yang sama.
Selain itu, kami memiliki hubungan baik dengan pemeluk agama lain yang ada di Kota Manado. Itu bisa dibuktikan, dengan jalinan kekerabatan setiap kader PMII Metro Manado yang setiap tahunnya mengikuti Forum Pertukaran Mahasiswa Lintas Agama (FMLA).

Di tahun kemarin, PMII Metro Manado menerbitkan satu buku yang berjudul "Pandemi: Cerita Rakyat Pekerja" buku sederhana yang ditulis oleh kader-kader PMII Metro Manado, yang menceritakan situasi dan kondisi masyarakat di masa pandemi. Buku itu juga menjadi satu ikhtiar, untuk mengabarkan kepada seluruh masyarakat, bahwa di situasi yag sulit ini, kita semua mengalami hal yang tidak mudah.

Hal-hal yang telah tertulis di atas adalah torehan sejarah yang telah dan sedang diupayakan oleh seluruh kader PMII Metro Manado. PMII Metro Manado memiliki identitas sebagai organisasi yang selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Sehingga ketika melihat masyarakat tertindas dan mendapat musibah, kami selalu hadir. Mendampingi serta berusaha bersama rakyat menuntut keadilan yang dihadapi mereka.

Lalu, apa landasan PMII Cabang Manado ingin Membuka Komisariat Baru di IAIN Manado?

Pertanyaan ini, tentu menjadi pertanyaan bersama semua kader yang telah di baiat di PMII Metro Manado, khususnya kader-kader yang lahir dari rahim PMII Komisariat IAIN Manado. Kenapa? Sebab, bagi saya, sudah tidak ada alasan apapun selain ingin melemahkan gerakan PMII Metro Manado di IAIN Manado sebagai basis kaderisasi Metro. Bukan hanya itu, tindakan nyeleneh itu bisa berimpilkasi buruk bagi keberlangsungan kaderisasi.

Pertama, jika alasan mereka adalah untuk kaderisasi, mungkin bisa diterima kalau-kalau PMII Metro Manado sedang berjalan di tempat atau bahkan sedang tidak berjalan.

Kedua, jika alasannya adalah perihal ideologisasi untuk menyebarkan ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah An-nahdliyah, kami di PMII Metro Manado setiap kali melaksanakan Mapaba masih menggunakan materi Aswaja, Islam Nusantara, dan NDP sebagai indoktrinasi kepada calon sahabat, guna membedakan antara PMII dan organ ekstra yang lain, yang bahkan setelahnya membuat kelas-kelas guna lebih memperdalam materi-materi ideologi. Artinya, alasan itupun tertolak dengan sendirinya.

Ketiga, oleh karena memiliki SK dari Pengurus Besar (PB) PMII, lantas mereka yang memiliki SK punya apa yang bisa diberikan atau dibanggakan sebagai kader PMII? Apa yang mereka berikan kepada bangsa dan negara ini, atau lebih khususnya dalam konteks sumbangsih pemikiran maupun pendampingan di wilayah teritorial?

Jika SK dari PB itu bisa menjadikan kader-kader menjadi militan yang memiliki budi luhur, dan berintelektual, maka kami akan memperebutkannya sekalipun bertaruh nyawa. Tapi, misalnya SK hanya dijadikan sebagai jalan menuju isi perut, sebagai pakaian gagah-gagahan, kami menolak itu. Sekali lagi, kami menolak itu.

Pun saat berbicara orientasi gerakan PMII di Kota Manado, PMII Metro Manado sudah membangun jaringan perlawanan itu bersama organisasi, dan LSM seperti yang telah tertera di atas. Namun, miris, mereka yang diberikan mandat SK oleh PB PMII yang belum lama ini dilantik oleh ketum PB PMII justru berjarak dan bahkan abai dengan orientasi gerakan PMII di Manado.

Akhirnya, saya ingin menitipan salam kepada seluruh sahabat-sahabat PMII Manado, "insaflah" bahwa apa yang kalian lakukan hari ini adalah hal yang justru hanya akan membuat PMII Metro Manado semakin besar. Sebaiknya, sahabat-sahabat PMII Manado merapikan gerakan merebut ruang di kampus-kampus yang justru PMII selalu kalah di sana, tidak perlu lagi ke sini (IAIN Manado) karena kami sudah menang.

Begitu juga dengan mengawal rakyat yang tertindas, sebaiknya kalian hadir di sana, kurangi nongkrong bersama senior di meja-meja kopi.

Tapi mulailah duduk dan berbicara bersama rakyat mengenai banyak hal yang masih timpang di Kota Manado.

Bagi kami, ber-Metro adalah untuk membentuk kader yang militan yang memiliki rasa cinta terhadap tanah air, bangsa, serta menjunjung nilai-nilai Islam Nusantara, dan menjadikan Ahlussunnah wal jamaah An-nahdliyyah sebagai manhaz al-fikr wal haroqah.
Demikian...

Tetap kepalkan tangan kiri, dan salam pergerakan!
Manado, 3 Desember 2021

Penulis: Renaldy Abidin (Ketua Kaderisasi PK PMII IAIN Manado).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun