Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Lelaki yang Unggul dari Ifrit

7 September 2012   09:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 484 0

Ia hidup di era Nabi Sulaeman. Syahdan, Sulaeman ingin menaklukan Ratu Bilqis dan ia butuh seseorang yg bersedia membantunya. Ia ingin memindahkan singgasana Bilqis nan indah dan jauh itu ke tempatnya sebelum sang Ratu berserah diri.Kita semua mafhum, tentara Sulaeman itu banyak dari bangsa jin. Ifrit, salah satunya, dan Ifrit siap memenuhi hasrat sang Nabi

Ifrit jumawa. Ia berkata: "Sebelum paduka Sulaeman berdiri dari duduk, singgasana itu bisa hamba pindahkan." Tapi Sulaeman tak tertarik. "Kalau demikian kebolehanmu, aku juga bisa, Frit." Aku bisa menjejakkan kaki sejauh mata memandang." Ifrit kecele. Paduka Salaeman ingin lebih cepat dari itu. Dan tiba-tiba, seorang manusia menghadap sang Nabi. "Aku bisa, Paduka. Saya bisa membawa singgasana itu ke hadapan Paduka sebelum mata Paduka berkedip." Demikian orang itu mengundi nasib di depannya.

Tentu saja, Nabi yang masyhur kaya raya dan bisa beragam bahasa mahluk itu terperangah. "Hebat sekali orang ini," pikirnya.  Sang Paduka berkata: "Jika benar demikian, aku akan berjaya di depan Bilqis. Kalau tidak, aku akan dipermalukan di hadapan bangsa jin.”

Lelaki pemberani itu tak gentar. Ia lalu berwudhu. Ia bersujud dan munajat kepada Ilahi dalam khusyu.Dan tiba-tiba saja, singgasana Bilqis sudah ada di depan Raja Sulaeman. Sang Paduka takjub. Terperanjat. Teranya-anya.

Singgasana itu menyeruak dari pijakan kaki Nabi. Ifrit barangkali geleng-geleng kepala. Ternyata ada manusia yg mampu mengalahkannya. Melampaui ilmunya. Selanjutnya, mungkin Anda fasih kisahnya.Ashifdari Israel yang manusia itu bisa unggul. Dan tahukah Anda, mantra apa yg dibacanya?

Hanya dua nama: Ya Hayyu dan Ya Qayyum. Dua nama Allah yang ringkas, namun cadas untuk mengubah segala ketidakmungkinan. Ashifmengamalkan itu. Ia membuktikan mantra Ilahi yang termaktub dalam Quran itu mampu mengatasi yang mustahil. Ia meneguhkan diri: meminta bantuan kepada Sang Pemilik Hati, Allah Azza wa Jalla lebih mujarab. Dan lebih maknyus, meminjam istilah chef Bondan.

Konon, sebagian riwayat menyebutkan Ashif adalah Dhabbah bin Add, panglima Paduka Raja Sulaeman. Ada juga riwayat yang mengatakan Ashif , tak lain, adalah Nabi Khidir as. Entahlah. Wallahu'alam.

Yang jelas, kisahAshifini saya gubah dan olah kembali dari sumber yang saya suka: Syekh Abdul al-Jailani, dari buku Tafsir Al-Jailani. Versi terjemah dari buku Majalis fi Mawa'izh Qur'an wal Alfazh An-Nubuwwah yang diterjemahkan Penerbit Serambi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun