Mohon tunggu...
Kompasianer Medan
Kompasianer Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Komunitas Kompasianer Medan

Komunitas Kompasianer Medan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Danau Toba, Keindahan Alam dan Warisan Budaya yang Wajib Dilestarikan

18 September 2021   19:29 Diperbarui: 21 September 2021   14:04 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Toba | Ilustrasi via indonesia.travel/kr/en/destinations/sumatra/medan

Tentunya, letusan ketiga ini menghasilkan lubang atau kawah besar dengan diameter lebih dari 2.000 meter diseputaran dapur magma yang disebut dengan Kaldera Sibandang yang menyatukan dua kaldera sebelumnya, Kaldera Porsea dan Kaldera Haranggaol, sehingga terbentuklah Kaldera Raksasa yang kita sebut sekarang dengan Kaldera Toba.

Geopark Kaldera | Sumber ilustrasi via kemenparekraf.go.id
Geopark Kaldera | Sumber ilustrasi via kemenparekraf.go.id
Tak tanggung-tanggung, ukuran Kaldera Toba berkisar 90 km x 30 km yang kemudian berisi air selama ribuan tahun, hingga terbentuklah Danau Toba seperti sekarang dengan status Danau Vulkanik terbesar di dunia dengan luas permukaan danau 1.130 km2 dan volume air sekitar 240 km3.

Tidak dapat dipungkiri Danau Toba menjadi hadiah yang begitu indah bagi bangsa Indonesia dan bagi rakyat Sumatera Utara. Bagaimana tidak? Akibat gempa terdahsyat dimuka bumi ini? Kita bisa melihat dan merasakan beribu-ribu manfaat dari Danau Toba.

Keindahan tiada tara hingga berjuta-juta manfaat dari sumber daya alam yang ada di dalamnya yang mampu menghidupi masyarakat bermukim di tujuh Kabupaten yang mengelilingi atau mendiami Danau Toba.

Ada Kabupaten Simalungun, Toba Samosir atau Tobasa, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan alias Humbahas, Dairi, Karo dan Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran yang kini berlomba-lomba memoles diri, bersiap menyambut era kenormalan baru dengan kedatangan wisatawan lokal maupun mancanegara usai pandemi Covid-19.

Lantas, pertanyaannya bagaimana bisa muncul daratan ditengah-tengah Kaldera Toba yang bakal dikenal dengan Pulau Samosir?

Sekitar 33.000 tahun lalu atau sekitar 41.000 tahun usai Letusan Sibandang, maka muncullah daratan yang terangkat dari dasar kaldera, akibat masih adanya sisa energi magma dibawahnya dan tekanan tektonik dari patahan Sumatera, sehingga membentuk Pulau Samosir seperti yang kita lihat dan diami sekarang.

Banyak bukti geologis dan biologis berupa lapisan endapan tanah dan plakton didaratan Pulau Samosir yang membuktikan bahwa dulunya terendam air Danau Toba.

Nah, seiring berjalannya waktu, terjadi normalisasi iklim dan pemantapan dinding kaldera serta terbentuknya Pulau Samosir di tengah danau, maka tumbuhlah berbagai jenis flora dan fauna juga berdatangan, termasuk ikan di Danau Toba, seperti Ihan Batak yang terkenal itu, namun sudah jarang didapati dan makin langka.

Sementara keragaman biologis tumbuh dan hanya ada di Danau Toba, seperti Andaliman yang mendunia dan menjadi rempah terkenal dari Sumatera Utara.

Usai Danau Toba terbentuk dengan normal dan bumi stabil, siapakah manusia pertama yang mendiami Danau Toba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun