Mohon tunggu...
Drs. Komar M.Hum.
Drs. Komar M.Hum. Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Al-Izhar dan Fasilitator Yayasan Cahaya Guru

Berbagi dan Menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Merancang Metode Pembelajaran yang Menarik, Menyenangkan, Kontekstual dan Bermakna?

1 Desember 2017   23:57 Diperbarui: 2 Desember 2017   09:27 5459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru Sebagai Ujung Tombak Pemasaran

Pernahkah Anda mendengar/menyaksikan iklan dengan kalimat utama: "Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda"? Iklan tersebut mempromosikan merek parfum tertentu yang sangat terkenal di era tahun 90-an, namun gemanya hingga kini masih terasa.


Lalu, apakah penting memperhatikan kesan pertama (first impression) bagi seorang guru? Guru bukan model, aktor/aktris, atau pebisnis. Mengapa harus repot memikirkan kesan pertama? 

Ada pepatah yang mengatakan, "first impression determine your image". Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi orang lain terhadap Anda sangat ditentukan dari menit-menit awal interaksi. Jadi dapat dibayangkan, jika kesan pertama Anda sebagai guru kurang menggoda bagi murid-murid, kira-kira bagaimana dengan langkah-langkah Anda selanjutnya?

Seperti halnya petugas pemasaran, hampir setiap hari, guru memasarkan produknya berupa konten kurikulum kepada para konsumen, yaitu peserta didik di kelas masing-masing. Ketertarikan mereka terhadap "produk", sangat ditentukan oleh kemampuan guru mengemasnya. Strategi guru pada menit-menit awal pembelajaran, sangat menentukan bagaimana kualitas proses pembelajaran puluhan menit selanjutnya. 

Apakah Anda termasuk guru yang selalu mengulang-ngulang tahapan pembelajaran sehingga mudah ditebak siswa dan tentu saja membosankan? Ataukan Anda berani melakukan apapun agar proses pembelajaran lebih menantang, mengejutkan, menarik dan tentu saja bermakna bagi para peserta didik? Silahkan dijawab sendiri dengan merefleksikan pengalaman yang sudah Anda jalani sebagai pendidik.

Bagaimana merancang menit-menit pertama yang lebih menggoda?

Seandainya Anda ditanya, "Diantara rentang 1 hingga 10, berapa skor Anda dalam merancang pembelajaran yang menarik, menyenangkan, kontekstual dan bermakna?" "Metode apa saja yang sudah Anda lakukan untuk membuat murid-murid antusias dalam menjalani proses belajar bersama Anda?" Saya yakin, setiap guru punya momen praktik baik yang sangat berharga dalam membangun kepercayaan diri dan rasa bangga sebagai pendidik. 

Seandainya setiap guru di Indonesia mendokumentasikan satu saja metode pembelajaran yang sudah dirancang dan diterapkannya, maka kemungkinan akan terbit sekian puluh buku yang bisa digunakan untuk saling berbagi pengalaman antar para guru di seantero Nusantara.

Bagi saya ada 4 pedoman dalam merancang metode pembelajaran, yaitu Menarik, Menyenangkan, Kontekstual dan Bermakna (MMKB) bagi murid-murid. Guru dituntut untuk merdeka melakukan apapun dibawah payung MMKB tersebut. Tidak ada eksperimen yang salah dalam proses kreatif. Jangan takut mengalami kegagalan. Bahkan kesalahanpun merupakan hal yang sangat berharga dibandingkan dengan tidak pernah salah karena memang Anda tidak pernah berbuat apapun.

Dalam pelajaran Geografi kelas XI IPS SMA Al-Izhar Pondok Labu Jakarta (tempat saya bertugas), ada materi yang cukup abstrak dan konseptual yaitu Pembangunan Berkelanjutan. Materi ini bisa diajarkan dalam satu kali pertemuan, dengan cara yang sangat konvensional: siswa merangkum, latihan soal, dan pertemuan selanjutnya ulangan harian. Selesai sudah proses pembelajaran. Murid senang dan guru pun riang karena kewajiban kurikulum tuntas. Namun apakah proses pembelajaran menarik, menyenangkan, kontekstual dan bermakna bagi kehidupan mereka? Itu prioritas yang kesekian karena jawabannya akan panjang lebar dan melelahkan. Buat apa guru berlelah-lelah?

Namun, saya memilih untuk berlelah-lelah. Saya memilih jalan yang terjal dan berliku. Dalam kajian materi tersebut, setelah memberikan pengantar beberapa menit, saya mengajak murid-murid ke ruang serbaguna untuk bermain holahop. Tentu saja mereka memberondong berbagai pertanyaan ke saya. Sebagian dengan nada cenderung sinis. Resepon saya sangat sederhana, "Itu pertanyaan yang harus kalian jawab sendiri setelah permainan holahop."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun