Mohon tunggu...
uci ayu
uci ayu Mohon Tunggu... Novelis - penulis

mimpi yang membuatku bertahan mimpi menjadi penulis.......

Selanjutnya

Tutup

Seni

Festival Seni Bali Jani 2022 sebagai Media Literasi Pemuliaan Air

1 Oktober 2022   22:41 Diperbarui: 1 Oktober 2022   22:44 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Festival Seni Bali Jani; Jaladhara Sasmita Danu Kerthi (Air sebagai Sumber Peradaban) sebagai Literasi Memuliakan Air

 

Oleh Ni Nyoman Ayu Suciartini

 

Manusia dan air selalu bersinggungan. Sebelum kelahiran manusia, sejatinya air telah menghidupi segala yang bertumbuh mulai dari dalam rahim Ibu. Air ketuban penjaga jabang bayi dari benturan, getaran, gesekan, serta mempertahankan kehidupan sampai akhirnya manusia-manusia baru terlahir. Begitulah air berperan penting sejak awal kehidupan manusia. Air sumber penghidupan. Bahkan air dapat dikatakan segalanya. Lantas, mengapa setelah tumbuh menjadi pemikir-pemikir cerdas, manusia luput untuk berterima kasih pada air, luput untuk memuliakan air? Dalam kearifan lokal di Balo, agar umat manusia penghuni bumi ini wajib menjaga kelestarian air. Dalam sastra juga erat disebutkan bahwa kehidupan masyarakat Bali dominan bersumber dari air. Lantas bagaimana manusia bisa berpikir bahwa air dan sumber air di dunia ini tidak akan habis padahal manusia terus menggunakannya, menelantarkan sumber-sumber air, tanpa diimbangi dengan hal-hal yang bersifat memelihara, bersifat memuliakan air?

Melihat keadaan sumber air yang semakin memprihatinkan membuat semua pihak perlu memahami secara serius bahwa sumber air, khususnya di Bali harus dipelihara. Bukan melulu tentang kemajuan pariwisata, ekonomi, infrastruktur, maupun label Internasional yang terus menghantui Bali hingga lupa merawat alam Bali, salah satunya memuliakan air dan alam Bali. Jangan sampai Bali yang glamor ini di sisi kanan kirinya, penduduknya masih harus menadah hujan untuk sumber kebutuhan air sehari-hari. Jangan sampai Bali yang ingar bingar ini, penduduk yang telah puluhan tahun memilih bertani harus menjual petak demi petak sawahnya karena irigasinya terhalang tanah beton. Pariwisata, ekonomi, sesungguhnya tidak lebih penting dari daya tarik Bali yaitu alamnya yang asri, pegunungannya yang menjanjikan, dan sumber airnya yang jernih, bersih, suci.

Mencari sumber air di Bali sungguh bukan perkara berat, sebab di segala muara air, orang Bali selalu berlaku memuliakan. Air klebutan, pancoran, sumber air lainnya selalu berdampingan dengan ritual dan dipercayai akan kesuciannya. Tidak jarang sumber air di Bali selalu berdampingan dengan sesajen, canang, kwangen, dupa, juga orang-orang yang datang untuk meminta ketenangan. Sebut saja Tirta Empul, sumber air di Kawasan Gianyar ini selalu ramai dikunjungi orang. Bukan hanya tentang umat Hindu saja, namun kepercayaan tentang air di muara ini bisa menyembuhkan dan menenangkan telah tersiar kabarnya hingga ke negeri seberang. Deretan tamu asing, warga di belahan dunia lain, artis ibu kota yang terpikat pesona air di Bali, hingga umat di penjuru yang berlainan kerap datang memadati areal pemandian untuk melakukan acara melukat. Entahlah, apakah air di Bali begitu mengandung mukjizat? Air di bali berkisah tentang kepercayaan. Ada yang mengaku "disembuhkan", "tersembuhkan" setelah melakukan ritual melukat ini. Begitu mulia air bagi masyarakat Hindu di Bali dan menyebar hingga ke seluruh penjuru negeri. Sumber air yang suci dipadukan dengan ritual kepercayaan masyarakat membuat air memiliki sisi magisnya tersendiri.

Air dalam ajaran agama Hindu di Bali berfungsi suci yang dapat menyembuhkan, membahagiakan, menenangkan, meleburkan semua kotoran. Sebab itulah air bagi umat Hindu di Bali sebagai bagian dari semesta yang tak bisa digantikan. Bukan hanya di Bali, menjaga kemuliaan sumber air di daerah lain juga semestinya menjadi keharusan.

Perhelatan Festival Seni Bali Jani dengan tema "Jaladhara Sasmita Danu Kerthi" (Air sebagai Sumber Peradaban)" bisa menjadi media menumbuhkan kesadaran masyarakat lokal Bali maupun nasional bahkan merambah ke dunia internasional tentang laku manusia yang harus sadar untuk menjaga dan memuliakan sumber air. Dalam FSBJ 2022 yang menampilkan pagelaran, seni pertunjukan, lomba, timbang pandang, semuanya bernapaskan tema memuliakan air sebagai sumber peradaban. Tampilan seniman dan kreator seni lainnya digugah untuk dapat memberi literasi kepada khalayak ramai bahwa air itu sumber kehidupan, sumber penciptaan, dan sumber inspirasi seni yang tak terbatas. Perhelatan ini dapat menajdi media literasi yang mutakhir untuk kembali membawa kesadaran masyarakat untuk dapat membangkitkan dan merawat perilaku-perilaku yang menjaga sumber air dan keberadaan air itu sendiri.

Dalam cuplikan teaser kanal Youtube Festival Bali Jani 2022 menampilkan kemuliaan dan keindahan sumber air yang dimiliki oleh Bali khususnya. Gemericik air di pantai, ketenangan air di danau, kejernihan air pegunungan, menjadi sumber inspirasi seniman Bali untuk berkarya dalam suka cita. Air menjadi daya tarik pariwisata di Bali. Bahkan kini, tradisi melukat di Bali menjadi sebuah daya tarik spiritual yang laris manis. Katanya, sumber air di Bali adalah penyembuhan batin yang paling hakiki. Betapa kepercayaan ini harus dijaga. Sumber air harus dimuliakan dengan perilaku-perilaku bijak agar tak hanya menjadi catatan sejarah belaka. Cuplikan ini seklaigus menjadi media literasi bagi masyarakat bahwa sumber air menawarkan keindahan, ketenangan, pemberi kehidupan bagi manusia, sehingga pemeliharaan air dan sumber air harus menjadi tanggung jawab mutlak umat manusia.

Vitalnya air bagi kehidupan masyarakat perlu dikaji untuk dapat disadarkan kembali tentang pentingnya menjaga sumber air dan melakukan tindakan-tindakan pemuliaan air di Bali kepada generasi muda atau generasi milenial saat ini. Salah satunya yaitu lewat peran Festival Seni Bali Jani 2022 yang hadir langsung menyentuh sanubari masyarakat dengan seni pagelaran, timbang rasa, pawai, perlombaan, dan pameran yang bisa mengedukasi dan menyosialisasikan pentingnya menjaga kemuliaan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun