Mohon tunggu...
Kolam Nalar
Kolam Nalar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kerja, Kerja, Kerja Membangun Infrastruktur sebagai Realisasi Indonesia-Sentris

30 September 2018   13:06 Diperbarui: 30 September 2018   13:31 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ll dokpri

Selama 4 tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ditandai dengan masifnya pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Daerah luar Jawa, pedalaman, dan pinggiran Indonesia menjadi fokus pembangunan. Ini adalah realisasi dari paradigma Indonesia-sentris.

Dalam membangun infratruktur tersebut, pemerintah tidak hanya "concern" pada proyek besar dan monumental saja, tetapi lebih berorientasi pada infrastruktur kerakyatan yang ada di Indonesia. Maksudnya, adalah infrastruktur yang mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan hidup rakyat Indonesia.

Misalnya, untuk menyokong ketahanan pangan dan air, sejauh ini telah terbangun 39 bendungan/waduk yang menambah luas layanan irigasi waduk dari semula 761.542 hektar menjadi 859.626 hektar. Kementerian PUPR juga menargetkan 65 bendungan/waduk dan 1 juta hektar pembangunan irigasi baru akan terselesaikan pada 2019.

Selain itu, infrastruktur air minum juga diutamakan. Pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) selama 2015-2017 telah menambah kapasitas sebesar 15.962 liter per detik.

Di sektor perumahan, pemerintahan Jokowi berkomitmen untuk mewujudkan rumah layak dan terjangkau bagi masyarakat. Sejak 2015, program ini ditargetkan bisa menyentuh 1 juta unit per tahun, meski belum sepenuhnya terpenuhi namun angka realisasinya tiap tahun selalu mendekati target dan progressnya sangat baik. Terbukti, sejak 2015 lalu Kementerian PUPR telah membangun 2.490.378 unit untuk masyarakat.

Dalam mengatasi hambatan distribusi barang dan jasa, pemerintahan Jokowi membangun jalan tol di beberapa wilayah. Progress selama 4 tahun ini lebih cepat dibandingkan masa pemerintahan sebelumnya.

Saat ini, pembangunan jalan tol telah mencapai 332,6 Km, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kondisi pada 2015 yang hanya 132 Km. Jalan tol yang telah beroperasi penuh sepanjang 132 km pada 2015, 44 km pada 2016 dan 156,6 km tahun 2017. Dalam 2014-2019, Pemerintah menargetkan 1.852 km tambahan jalan tol yang terbangun dan beroperasi dari target rencana strategis 1.000 km saja.

Kemudian, pemerintah juga telah berhasil membangun 2.556 km jalan raya dan 24.425 meter jembatan sepanjang 2015-2017 dari target 2.650 km jalan dan 29.859 meter jembatan. Pada tahun 2018 akan dibangun 167 unit jembatan gantung, melesat dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 10 unit pada 2015, 7 unit pada 2016 dan 13 unit pada tahun 2017.

Seluruh proses pembangunan di atas memang ditujukan untuk meningkatkan daya saing bangsa, sehingga tingkat perekonomian negara bisa terkerek lebih maju. Pembangunan infrastruktur seperti layaknya pondasi, maka akan berdampak positif dalam beberapa waktu mendatang.

Namun, dari seluruh pembangunan tersebut menunjukkan komitmen yang serius dari pemerintahan Presiden Jokowi dalam menangani masalah ketimpangan sosial dan antar daerah. Ini adalah bukti realisasi dari cara pandang Indonesia-sentris.

Kita berharap progres di atas terus berlanjut. Pun demikian dengan pemerintahan Presiden Jokowi agar kemajuan yang telah diwujudkan terus berlanjut dalam 5 tahun mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun