Sebagai contohnya misalnya jika sebelumnya maskapai terbang 10 kali dalam sehari pada rute dimana kebanyakan penumpangnya corporate yang kini berkurang bisa dikurangi dan mengalihkannya ke rute rute yang dikurangi ataupun yang dihapus.
Sedangkan reevaluating disini bisa berarti mengevaluasi kinerja keuangan dengan melihat pos pos biaya operasional dan non operasional yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan keadaan kini.
Reevaluating juga bisa berarti manjaring pelanggan baru, tidak hanya untuk menggantikan pangsa pasar corporate saja melainkan juga untuk menambah pangsa pasar yang mungkin tidak dilakukan dahulunya karena sudah beranggapan berada di comfort zone.
Jika maskapai sudah menjalin hubungan kerja dengan para pelaku usaha di industri pariwisata seperti hotel pada program kesetiaan pelanggan meeka berupa penukaran point dengan diskon dan sebagainya, mungkin bisa diteruskan dengan penyiapan paket liburan inclusive yang sudah mancakup semua kebutuhan dasar berlibur seperti tiket pesawat dan penginapan.
Reevaluating juga bisa berarti perbaikkan kinerja operasional nya, karena keterlambatan dilihat dari keberangkatan bukan kedatangan, keberangkatan tepat waktu lah yang menjadi tolak ukur dari kinerja operasional maskapai, keterlambatan kedatangan adalah akibat bukan penyebab, sdangkan penyebab bisa mengindikasikan adanya masalah yang kemudian memerlukan pembenahan.
Bagaimana bisa keluar dari rating buruk yang dilakukan oleh komunitas aviasi dunia, karena rating diberikan atas dasar hasil monitoring para anggota komunitas aviasi seluruh dunia.
Maskapai mungkin bisa tidak perduli dengan keterlambatan yang terus menerus menjadi sorotan pelanggannya di negara base maskapai, tetapi anggota komunitas aviasi itu tersebar di seluruh dunia, the whole world is watching.
Para pelanggan maskapai domestik pastinya ingin maskapai nasional mereka menjadi kebanggaan mereka semua, menjadi maskapai yang dapat berbicara di dunia internasional, tidak hanya di kandang sendiri.
Dengan mendekatinya kita dari kemungkinan pergeseran dari pandemi ke epedemi, ada baiknya memang maskapai melakukan reshaping dan reevaluatung tersebut, karena pada dasarnya industri aviasi tidak bersifat statik melainkan sangat dinamis terhadap segala perubahan yang terjadi.
Perubahan pada industri aviasi bisa dan memang umumnya berupa peningkatan jumlah pelaku perjalanan udara yang biasanya diantisipasi oleh maskapai dengan penambahan frekwensi penerbangan atau juga dengan penambahan armada dan sebagainya yang juga disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki.
Langkah 3 R juga sebaiknya tidak ditambah dengan satu 'R' lainnya misalnya Rescue dengan menguras dana dari hasil pajak para pengguna maskapai dan yang bukan pengguna.