Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Airline Retailing: Dilema Maskapai pada Masa Pemulihan Pasca Pandemi

6 Desember 2022   20:06 Diperbarui: 8 Desember 2022   02:02 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi airline retailing, penawaran produk dan layanan penerbangan. Foto: Kompas.com/RODERICK ADRIAN MOZES 

Bisa dikatakan bahwa airline retailing ini akan lebih menjadikan maskapai sebagai retailer yang semakin handal yang beroperasi sepanjang waktu dan di darat maupun udara, dengan semakin banyak pula pilihan produk dan layanan yang ditawarkan.

Selain itu airline retailing juga membantu maskapai dalam mempercepat pemulihan kondisi keuangannya melalui kegiatan retailing baik itu yang disediakan langsung oleh maskapai maupun pihak ketiga,.

Menurut laporan dari Idealworks company, pendapatan ancillary maskapai pada tahun 2022 bisa mencapai USD 102,8 milyar, angka ini naik dari USD 65,8 milyar pada tahun 2019 sebelum pandemi.

Idealwotks company sendiri merupakan perusahaan konsultan yang berspesialisasi dalam membantu maskapai dan perusahaan travel  lainnya.

Data tersebut tidaklah bisa dipandang sebelah mata oleh maskapai yang harus segera memulihkan diri dari pandemi pastinya, namun kenyataan juga memberikan data bahwa tidak semua maskapai memiliki posisi kuat pada permodalan dan bahkan dari sisi likuiditas pada operasional utamanya.

Beberapa maskapai didunia masih ada yang dalam proses pemulihan, ada yang melakukan restrukturisasi baik keuangan maupun armada mereka belum lagi hambatan hambatan eksternal lainnya seperti harga aviation fuel (avtur) yang bergejolak.

Sudah tentu ini dilema serta tantangan yang tidak ringan bagi maskapai maskapai tersebut, akan tetapi maskapai adalah perusahaan dimana layanan adalah sumber pendapatan utamanya melalui penjualan kursi kursi penerbangan (tiket pesawat).

Ilustrasi Toko Retail (sumber: pixabay.com)
Ilustrasi Toko Retail (sumber: pixabay.com)

Selain itu pula jangan dilupakan bahwa di jaman yang serba terkoneksi dengan internet para pengguna jasa transportasi udara berasal dari dua dunia, bukan lagi hanya citizen tetapi juga netizen.

Mungkin bagi beberapa netizen waktu 1 jam bisa berarti disorientasi bagi mereka dan ini mungkin juga akan mengurangi kenyamanan mereka selama penerbangan.

Maskapai tidak lagi dapat hanya mengandalkan dari pendapatan utamanya tetapi juga harus didukung dengan pendapatan suplemennya baik itu yang ditawarkan oleh maskapai maupun pihak ketiga (ancillary).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun