Mohon tunggu...
Tegar Herlambang
Tegar Herlambang Mohon Tunggu... Penulis - Research | Education Observer | Public Health | Legal Observer

Hidup untuk kebaikan serta kebermanfaatan sebagai wujud refleksi penerimaan dan rasa syukur dari sesuatu yang telah kita butuhkan bukan sekedar yang kita inginkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Laki-laki Tidak Berhak Menangis?

11 Maret 2021   10:12 Diperbarui: 11 Maret 2021   10:12 2596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masa anak laki cengeng?"

"Laki kok nonton drama Korea?"

"Laki kok dengerin musik baper?"

"Biasa aja kali bro, gitu doang lo sedih!"

Sebagian laki-laki dididik untuk membenci emosi karena dianggap memalukan dan menunjukkan kelemahan. Padahal, laki-laki juga makhluk emosional.

Lebih parah lagi, laki-laki sering tidak memahami emosinya. Akhirnya sebagian laki-laki hanya bisa marah saat sedih atau kecewa karena hanya itu cara yang diketahui.

Data menunjukkan bahwa perempuan lebih sering mengalami permasalahan kesehatan mental. Akan tetapi, kematian akibat bunuh diri lebih banyak terjadi pada laki-laki. Laki-laki terbiasa memendam emosi dan tidak pernah meminta pertolongan.

Manusia berhak untuk sedih, marah, kecewa, dan bahagia, apa pun jenis kelaminnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun