Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika Angan Melesat Jauh, Gara-gara Jemparingan

16 Maret 2023   22:29 Diperbarui: 17 Maret 2023   06:51 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membidik wong-wongan (foto: ko in)

Saat duduk bersila mendengar penjelasan tentang jemparingan, di depan ada busur. Angan melesat  jauh bagai anak panah, ke hutan Sherwood, Nottinghamshire Inggris. 


Melihat Robin Hood menjelaskan dan memberi contoh, bagaimana cara membidik target agar anak panah tepat sasaran. 

Lamunan itu buyar saat disodori selembar kain oleh salah satu rekan Kompasianer Jogja yang suka bercanda gojegan atau guyonannya mengingatkan kalau saat itu saya sedang duduk di salah satu sudut lapangan di wilayah Tamantirto, Kasihan Bantul.

Tepatnya di Sasana Jemparingan Wisanggeni, Gunung Aren, Dusun Ngrame, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Untuk belajar memanah tradisional bersama persaudaraan atau paseduluran Jemparingan Langenastro, Yogya. 

Paseduluran ini terbentuk di tahun 2012 pada bulan Maret di tanggal 18. Kesenangan, hobi atau kesukaan mempertemukan mereka dalam kelompok paseduluran jemparingan. Dari kata jemparing yang berarti anak panah. Atau panahan tradisional khas Yogya.

Memakai udeng (foto: ko in)
Memakai udeng (foto: ko in)

Ya, sodoran selembar kain, menyadarkan bahwa saya tidak berada di hutan Sherwood, Nottinghamshire, Inggris tapi di sebuah lapangan atau Sasana Jemparingan Wisanggeni Tamantirto, Bantul. Lembaran kain yang nampak masih baru dan mesti diikat di kepala sebagai sesuatu yang "wajib" dipakai. Saat melakukan Jemparingan. 

Wajib karena jemparingan boleh dimaknai sebagai kegiatan olahraga sekaligus aktivitas yang sarat dengan nilai-nilai keutamaan perilaku manusia. Walau terkemas dalam bingkai tradisi budaya. Terasa sekali aktivitas ini bukan semata-mata mengolah raga, tetapi juga olah rasa.

Ikat kepala atau udeng menandai bahwa yang memakai mesti tahu dan mengerti atau mudeng, dalam bahasa Jawanya. Mudeng tak hanya sebatas pikiran atau berhenti di akal, kepala, otak. Tapi hati atau rasa juga harus mudeng atau mengerti dengan semua aktivitas yang dikerjakan atau dilakukan. 

Target atau wong-wongan (foto: ko in)
Target atau wong-wongan (foto: ko in)

Seperti saat meletakkan anak panah ditengah busur, merentangkan tali pelontar anak panah. Menentukan target atau sasaran, membidik kemudian melepaskan anak panah agar mengenai sasaran yang diberi nama wong-wongan atau orang-orangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun