Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jadilah Penulis "Gado-Gado", Jika Ingin Personal Brandingmu "Ngangkat"

13 Juni 2021   16:36 Diperbarui: 13 Juni 2021   18:57 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Personal branding tidak lebih dari pencitraan. Menampilkan diri sebagaimana yang diinginkan dengan tujuan menonjol diantara yang lain supaya diperhatikan. Pada akhirnya ingin mendapat keutamaan, diprioritaskan dan dinomor satukan dalam segala urusan atau kepentingan.



Brand atau merek upaya memberikan gambaran tentang sesuatu agar nampak seperti yang diinginkan atau dikehendaki. Seolah-olah menjadi sesuatu, sebuah pribadi. Direkayasa dan dibuat sedemikian rupa, supaya sesuatu itu nampak dan menjadi nyata. Agar ada dalam realita.

Pencitraan diri seperti cara orang memakai baju. Sesuatu yang kosmetis, sekedar tempelan bagaikan label harga atau label nama yang melekat di dada. Nilainya sebatas apa yang ditulis. Pencitraan diri yang keliru menjadikan nama, label, gelar, jabatan, pangkat tidak memiliki ruh yang melekat, sesuai perbuatan dan tindakan. Walau nama diberikan pada sosok manusia yang multi dimensional.

Tidak sedikit mereka ber "label" dan memiliki brand lewat status, pangkat atau jabatan tidak mencerminkan sebagaimana yang disandangnya.

Adakalanya mendengar dan membaca seseorang tersandung masalah hukum karena dituduh melakukan pencemaran nama baik. Namun, apakah institusi, lembaga atau individu tersebut sudah benar menjaga nama baiknya ? Menjaga citra baiknya lewat tindakan?

Sementara jika kita tengok bagaimana brand dari perusahaan atau lembaga, oleh pemilik diusahakan sedemikian rupa, untuk menunjukkan gambaran organisasi atau institusi. Lewat label, logo dan kerja atau kegiatan positif untuk mengangkat citra.

Label nama (foto: shopee.id)
Label nama (foto: shopee.id)

Tidak sedikit orang yang berusaha menunjukkan eksistensi diri. Berusaha mendapat "Like" dengan gambar jempol atau hati dan mendapat lebih banyak angka pada simbol mata di media sosial.

Apakah hal itu satu-satunya cara memberi penghargaan bagi mereka yang sudah susah-susah membuat konten dalam bentuk narasi, gambar gerak atau diam?

Tidak jarang apresiasi diberikan karena bentuk belas kasih atau balas budi karena menjadi follower. Atau sudah memberi "like" dan komentar terlebih dahulu pada postingannya. Atau karena sungkan sudah kenal dan sering bertemu dan berkomunikasi di dunia nyata.

 Apresiasi diberikan bukan karena kualitas konten yang mengandung kaedah informasi yang baik, benar dan bermanfaat. Tetapi karena keterpaksaan sosial, mendorong orang dikenal dan jadi terkenal dengan cara-cara yang kurang elok.

Like (icon-icons.com)
Like (icon-icons.com)

Untuk meningkatkan performa personal branding ada beberapa cara:
Pertama, jadilah diri sendiri.
Kedua, berkarya sesuai dengan kemampuan serta kualitas diri.
Ketiga, memupuk semangat belajar yang tidak pernah ada habisnya. Jadilah pembelajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun