Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

6 Tip Sebelum Berbisnis dengan Teman

22 Januari 2021   06:45 Diperbarui: 22 Januari 2021   22:22 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbolehkan saya mengusulkan satu hal. Sebelum kawan, sahabat, rekan, sobat, teman diajak atau mengajak bisnis, tanyakan kepada Anda atau teman Anda dengan sebuah pertanyaan. Namun jawabannya biar hati anda dan hati teman anda yang tahu. 

Pertanyaannya, "Sejauh mana bisnis atau kerjasama dengannya perlu. Apakah membebani atau mengganggunya ?"

Cukup dijawab dalam hati oleh masing-masing pihak. Jika hati atau pikiran Anda atau teman Anda memiliki jawaban serta orientasi pada keuntungan, sebagai hal utama. Maka Anda dan teman Anda harus ekstra hati-hati dalam menjalankan bisnis bersama.

Namun jika jawaban Anda atau teman yang diajak bisnis. Memiliki jawaban, yang intinya susah senang ditanggung bersama, yang penting mencoba. Soal keuntungan itu prioritas nomor sekian. 

Mungkin usaha atau bisnis yang anda bangun bersama, akan memiliki daya tahan, saat menghadapi berbagai situasi. Baik menguntungkan atau kurang menguntungkan. Jalannya pertemanan pun tidak digoyahkan oleh masalah bisnis.

(foto: duniailmu53.blogspot.com)
(foto: duniailmu53.blogspot.com)
Komunikasi yang baik, rasa percaya dan mampu menahan ego. Bahwa merasa pemikiran, pendapat atau keinginan sendiri dianggap paling benar. Salah satu faktor penting dari sekian faktor lain yang menentukan kegiatan kerja sama bisnis. 

Trust, faktor utama dan pertama dalam membangun bisnis dengan teman. Baik berdua bertiga atau berlima. Jangan terlalu banyak. Kalau saran saya, sih. Cukup bertiga, alasannya lebih efektif dan lebih mudah membangun komunikasi untuk menjaga saling keterbukaan dalam membangun bisnis.

Saran kedua, usahakan kerja sama bisnis dengan teman dalam jumlah ganjil. Tidak genap, sehingga ketika harus mengambil keputusan atau ada selisih pendapat, ada yang menjadi penengah. Termasuk ketika keputusan harus diambil secara voting. Menurut jumlah pendapat terbanyak.

Ketika keputusan tersebut benar. Jangan sesekali meremehkan pendapat teman yang tidak terpakai. Sebab tanpa pendapat yang berbeda, adakalanya kita tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah keputusan yang diambil.

(foto: beritasatu.com)
(foto: beritasatu.com)
Demikian pula, ketika usulan minoritas yang ternyata benar dan tidak terpakai. Sehingga bisnis mengalami kerugian. Jangan berpikiran, "Nah, benarkan pendapatku." Ingat dalam kerjasama itu bukan putusan atau pendapat pribadi yang benar atau salah. 

Tetapi tim itu sendiri yang sebenarnya menanggung keuntungan atau kerugian. Sepatutnya pendapat yang tidak terpakai melihat dan koreksi diri. Ada kemungkinan dalam rapat atau diskusi, yang disampaikan kurang lengkap dan kurang memberi alasan kuat, akan  prospek bisnis ke depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun