Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Belajar Peka Boleh, Tapi Pacar atau Pasanganmu Itu Bukan Peramal

20 Januari 2021   12:23 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:28 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan sekali-kali menyerahkan keperawananmu jika belum ada ikatan resmi pernikahan." Pesan kuno tapi bermanfaat bagi perempuan,jangan sampai masa mudamu yang indah berlalu begitu cepat karena repot ngurusin anak.

"Jangan sekali-kali "melakukan itu "saat masih pacaran," pesan ibu yang masih saya ingat dan kembali saya ulang ke anak-anak saya. Kembali mengingatkan, saat saya masih duduk SMP. Senin test pertengahan atau akhir semester. Sabtu sebelumnya, saya disuruh bolos, untuk ikut seminar tentang pendidikan seks bagi kalangan muda.

(foto: seputarilmu.com)
(foto: seputarilmu.com)
Bayangkan saja, saya termasuk segelintir anak bau kencur yang ikut seminar. Apalagi master of ceremony atau pembawa acaranya saya kenali dari suaranya merupakan penyiar radio favorit saya zaman itu. Ternyata orangnya berkulit item seperti sering terkena terik matahari.

Jangan percaya kata-kata tersirat atau tersurat di surat atau chat WA, untuk saat ini.  Apalagi saat berduaan. Pembuktian cinta dengan hubungan seks itu boleh setelah menikah resmi di depan petugas KUA, di depan imam atau pemuka agama dan tercatat di catatan sipil.

Nafsu dan rasa cinta itu tipis sekali batasnya. Berhati-hatilah. Bukankah kalian sedang berpacaran, bukan sedang bercinta ?

Sekali lagi pacaran itu proses untuk mengenal cinta. Cinta itu artinya rela berkorban, rela membahagiakan, sabar, murah hati kepada pasangannya. Berusaha saling menjaga, maka tidak jarang terjadi konflik atau pertengkaran karena masing-masing takut kehilangan satu sama lain.

Mesra... (foto: ko in)
Mesra... (foto: ko in)
Jika masih pacaran sudah aneh-aneh permintaannya itu bukan proses pendewasaan rasa kasih sayang. Namun egois, sebab jauh dari rasa saling menjaga. Memberi perhatian mungkin iya. Tetapi rasa tanggungjawab dimana ?

Menjaga cinta itu tanggung jawab berdua antara orang yang berlawanan jenis dan saling menyayangi, mengasihi, memperhatikan dan peduli. Bukan hanya milik salah satu, yang perempuan saja atau yang laki-laki saja.

Maka pacaran itu adalah proses mematangkan cinta. Bukan mematangkan buat anak.

Manakala sebuah hubungan tidak dapat dilanjutkan. Ada baiknya disampaikan atau dikatakan. Sebab komunikasi yang baik antar pasangan yang sudah saling cinta harus terus menerus dijaga termasuk saat sudah masuk jenjang pernikahan.

Kesalahan yang kerap terjadi adalah beranggapan, pasangan. Baik itu pacar, kekasih, suami atau istri dituntut untuk jadi "peramal" isi hati dan pikiran pasangannya. Ini yang sering saya sampaikan kepada calon suami istri. Suami atau istri saat ngobrol dengan saya terkait masalah rumah tangga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun