Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Gluck" atau "Glueck" antara "Ono Rupo Ono Rego"

12 September 2020   12:16 Diperbarui: 13 September 2020   11:02 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ono Rupo Ono Rego, pepatah Jawa yang artinya jika ingin mendapatkan sesuatu yang berkualitas, bermutu dan lebih enak maka harus berani bayar yang lebih mahal. Ada rupa ada harga. Ada rasa ada harga demikian kira-kira.

Usaha kuliner di tempat tujuan wisata seperti Yogyakarta boleh dikata tumbuh subur. Aneka jenis makanan yang berat sampai ringan, dari cemilan sampai oleh-oleh banyak ditemui di kota budaya.

Setiap pelaku usaha kuliner berupaya mengembangkan warung atau restonya dengan meningkatkan cita rasa masakannya seenak mungkin. Supaya pengunjung ketagihan untuk datang dan datang lagi.

Enak tidaknya makanan, tidak lepas dari bahan-bahan yang berkualitas, yang sudah terbukti lewat rasa, penelitian maupun tradisi. Nanamia Pizzeria resto spesialis pizza dan spaghetti sudah membuktikan selama 13 tahun, dengan tekun menggeluti makanan khas dari Italia.

Resto Nanamia Pizzeria (foto:ko in)
Resto Nanamia Pizzeria (foto:ko in)
Pengalaman yang tidak dapat dianggap enteng, apalagi kemampuan menjaga rasa serta orisionalitas dan keotentikan pizza, yang tipis tapi enak seperti pizza di Italia. Pelanggannya tidak terbatas warga lokal atau mahasiswa tetapi juga wisatawan manca, yang kebetulan sedang berkunjung ke Yogyakarta.

Diawal-awal rintisan usaha, Nana pemilik Nanamia Pizzeria Yogyakarta merasakan betapa sulitnya memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan harga terjangkau. Kenang Nana di awal-awal tahun berdirinya, tidak mudah mendapatkan bahan baku dengan harga murah. Kalau ada mesti membeli dalam jumlah cukup banyak.

Hal itu terasa berat, ungkap Nana yang saat menjawab pertanyaan dari Kompasianers Yogya, Jumat sore di awal bulan September. Jika membeli dalam jumlah sedikit, harga cukup mahal.  

Nana ngobrol sama Kjogs(foto:ko in)
Nana ngobrol sama Kjogs(foto:ko in)
Pengalaman tersebut menjadi pelajaran bagi pasangan suami istri, Nana dan Mathias untuk mendirikan Gluck Manamart (di atas huruf "u" ada dua titiknya, atau Glueck tanpa dua titik di atas huruf "u" ) setahun lalu. Untuk itu Glueck atau Gluck mendukung perkembangan usaha kecil menengah atau industri rumahan dengan menawarkan harga yang sangat terjangkau.

Suplier horeca (foto: ko in)
Suplier horeca (foto: ko in)
Glueck Manamart ini menyediakan kebutuhan industri hospitality. Sekaligus menjadi supplier kebutuhan hotel, restoran dan cafe atau horeca di Yogyakarta. Bahan-bahan makanan impor ini dapat menjaga untuk kebutuhan jika ingin memasak sendiri atau membangun usaha kuliner, yang dapat menghasilkan rasa berkualitas.

Ada olive oil, herb and spices, coffe bean, super food, keju dan yang lainnya. Termasuk beberapa jenis bahan baku makanan untuk kesehatan atau diet. Selain itu menyediakan peralatan dan perlengkapannya seperti team uniform, aneka macam kotak kemasan dan sedotan yang ramah lingkungan.

Sebagian produk Glueck (foto: ko in)
Sebagian produk Glueck (foto: ko in)
"Kita pernah merasakan awal-awal merintis usaha ini, sangat kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas dan harga terjangkau. Apalagi bahan baku harus impor," jelas Nana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun