Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Hei, Monyooo...."

17 Februari 2020   16:56 Diperbarui: 17 Februari 2020   17:16 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilatarbelakangi oleh kemalasannya untuk menulis, Monyo seorang vloger yang juga aktif di berbagai medsos seperti Instagram dan blog. Tergabung pula dalam komunitas Kompasianer Jogja memberi pengakuan secara terbuka kepada beberapa orang yang tertarik untuk mengetahui bagaimana caranya ngevlog lewat kamera HP.

Mengawali acara tersebut yang berlangsung di Sleman City Hall (SCH) sebuah mall besar yang berada di ujung paling Utara Yogyakarta. Tidak jauh dari pusat pemerintahan kabupaten Sleman. Monyo membuka dengan demam panggung, apalagi saat laptopnya susah terkoneksi dengan projector yang disediakan SCH.

Namun bukan Kjog kalau tidak berusaha mencairkan suasana acara ngumpul-ngumpul sesama anggota Kompasianer Jogja. Ada yang menawarkan panganan, membantu Monyo supaya laptopnya dapat terkoneksi dengan projector atau  yang diam diam mengambil gambarnya dan menggodanya dengan guyonan khas Jogja.

Kegugupan Monyo bisa dimaklumi karena Kjog mendapat kesempatan untuk menggunakan fasilitas co working yang berada di dalam SCH. Ruangannya begitu luas,  seperti stadion untuk bermain futsal.

Berbagi pengalaman (foto:ko in)
Berbagi pengalaman (foto:ko in)
Untuk melumerkan ketegangan yang dialami, saya mencoba bertanya kapan dia mulai ngevlog. "Mulai SMA. Waktu itu belum ada YouTube," jelasnya nampak antusias. Waktu itu buat film atau video cukup di upload di internet begitu saja.

"Pernah saat buat video saya diledhekin kakak. Setelah itu saya berhenti sesaat buat video atau film. Tapi setelah ada YouTube .....," ceritanya berhenti karena persiapan untuk berbagi pengalaman ngevlog sama Monyo segera dimulai.

Suasana kaku masih nampak di awal acara tetapi itulah Monyo yang seperti mesin disel untuk panas membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah seorang peserta merasakan hal itu . Semakin malam acara semakin menarik. Acara itu sendiri dimulai sore hari, sebagian ada yang terlambat karena hujan atau terjebak kemacetan di ruas jalan tertentu yang akan menuju ke SCH.

Pengalaman Monyo memang patut disimak. Bagi yang sudah pengalaman ngevlog atau yang belum pernah mencoba buat video dari perangkat smartphone. Kata orang bijak bukankah pengalaman itu guru paling berharga.

Share is ..... (Foto: ko in)
Share is ..... (Foto: ko in)
Tapi celakanya tidak sedikit yang mengabaikan dan memandang remeh pengalaman orang lain. Apalagi jika yang punya pengalaman postur tubuhnya kecil, tampilan kurang meyakinkan. Tapi Monyo bagi saya tidak. Kita bisa belajar dari siapa saja termasuk dari penjahat tanpa harus menjadi penjahat.

Jauh beda dengan Monyo, orangnya renyah. Kalau belum disapa duluan dia tidak akan bereaksi. Tapi bukan berarti dia gak peduli. Sebab saat sudah kenal, ternyata dia orang yang tidak pelit berbagi, perhatian dengan apa yang menjadi pikiran kita. 

Contohnya saat saya tanya tentang durasi video yang ideal. Saat menjawab dia gak gak cerita banyak. Tapi setelah acara usai Monyo, yang pernah mendapat pelatihan atau workshop dari berbagai lembaga. Malah bercerita panjang lebar dan penuh antusias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun